Melawan Petahana di Pilwako Solok 2020
* Siapa Merapat, Siapa Menantang?
ESKALASI Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Solok, makin memanas! Meski Pemilihan Walikota (Pilwako) baru akan berlangsung akhir tahun 2020, atau hampir 1,5 tahun lagi, aroma persaingan siapa yang akan memimpin Kota Beras Serambi Madinah sudah sangat terasa. Bahkan, aroma dan suasana tersebut sudah jauh-jauh hari menggelora. Ya, sejak masa pemilihan anggota legislatif (Pileg).
Aroma Pilwako, bahkan beriringan dengan aroma Pileg. Baik DPRD Kota Solok, DPRD Sumbar, DPR RI, DPD RI, bahkan pemilihan presiden (Pilpres). Penyebabnya, sejumlah nama yang digadang-gadang bakal bertarung di kontestasi Pilkada, juga ikut serta dalam kontestasi Pileg. Ada yang berhasil, ada juga yang gagal.
Meski bukan sebuah ukuran, Pileg dan Pilkada selalu saja memberi warna dan aroma yang berbeda. Besar atau kecilnya dukungan, tidak bisa jadi jaminan, hasil Pileg bakal sejalan dengan Pilwako.
Sejumlah ketua dan pengurus partai politik di Kota Solok, terbilang sukses menjawab amanah politiknya. Namun, kesuksesan dan kegagalan para ketua dan pengurus Parpol, tetap memberi keuntungan ke petahana (incumbent). Keberhasilan mereka, membuat peluang persaingan Pilwako 2020 menipis.
Sebab, butuh keberanian luar biasa bagi para pembesar partai bertarung di Pilwako, dan mengorbankan apa yang mereka raih di Pileg. Sebaliknya, kegagalan mereka, juga memberi kerugian terhadap efek popularitas. Apalagi, bagi mereka yang memilih tidak maju di eskalasi Pemilu serentak 17 April 2019 lalu.
Lalu, siapa yang diuntungkan? Tentu saja secara para petahana! Sejak memenangkan Pilwako Solok akhir tahun 2015, hubungan pasangan Zul Elfian Dt Tianso dan Reinier Dt Intan Batuah, terkesan sangat adem sejak pelantikan, hingga kini. Setidaknya, hal itu terlihat dari tidak adanya pasangan tersebut beradu runcing hingga memasuki 3,5 tahun kepemimpinan. Baik secara verbal, oral, maupun kebijakan dan sikap politik.
Tetap mesranya hubungan Zul Elfian – Reinier hingga 3,5 tahun belakangan, membuat sebuah kondisi yang langka. Hal yang tidak terjadi saat masa kepemimpinan Syamsu Rahim – Irzal Ilyas periode 2005 – 2010 dan Irzal Ilyas – Zul Elfian 2010-2015. Seperti pameo yang berkembang dan tidak menjadi rahasia lagi di masyarakat, bahwa kepala daerah yang dipilih langsung, hanya mesra di tahun pertama kepemimpinan.
Tetap mesranya hubungan Zul Elfian – Reinier, membuat keuntungan tersendiri bagi sang Wawako Reinier. Sebagai putra asli Kota Solok, Reinier kini menjadi figur teratas yang memiliki elektabilitas di Pilwako Solok 2020. Bagaimana dengan Zul Elfian?
Zul Elfian, membuat sebuah pernyataan mengejutkan saat “peringatan” satu tahun kepemimpinan pada pertengahan Februari 2017 di Balairung 99, Kompleks Rumah Dinas Walikota Solok. Saat itu, di depan Reinier, kepala organisasi perangkat daerah (OPD) Pemko Solok, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Solok, tokoh masyarakat dan wartawan se-Kota Solok, Zul Elfian menegaskan bahwa dirinya hanya akan mengabdi satu periode sebagai Walikota Solok. Berbulan-bulan, pernyataan tersebut menjadi buah bibir di Kota Solok, bahkan hingga kini.
Lalu, kemana Zul Elfian? Pamong senior yang lekat dengan panggilan Buya tersebut, disebut-sebut akan menjajal tantangan baru di Kabupaten Solok, atau menjadi peserta di kontestasi Pilkada Sumbar. Sebagai calon Gubernur atau Wakil Gubernur.
Post a Comment