Uji Kemaritiman Masa Lalu pada Pelayaran Singkat Sutan Riska di Batanghari
DHARMASRAYA - Banyak cara untuk mengekspresikan semangat Festival Pamalayu. Bupati Sutan Riska Kamis (12/9/19) siang membawa serta sejumlah staf melakukan pelayaran singkat di Sungai Batanghari. Sungai besar tempat kegiatan arung Pamalayu memperingati hari kemaritiman nasional itu, memberikan tantangan besar bagi Kabupaten Dharmasraya untuk diberdayakan dan dimanfaatkan.
Bersama Kapolres AKBP Imran Amir, Pemerhati Jalur Rempah Indonesia Wenri Wanhar, tim dari Kementerian Kemaritiman, dan sejumlah kepala OPD, Bupati Sutan Riska tampak menikmati perjalanan. Kondisi air yang tidak terlalu dalam, membuat pengemudi perahu menjalankan tugasnya secara hati bati.
Pelayaran setengah jam itu sejatinya akan dimanfaatkan untuk menilai dan merasakan nuansa kemaritiman. Sungai yang demikian besar yang membelah Kabupaten Dharmasraya itu membujur hingga ke selat Malaka. Meski hanya berlayar setengah jam, tampaknya Bupati Sutan Riska sudah bisa merasakan betapa sungai Batanghari kala itu menjadi urat nadi perdagangan rempah Sumatera. Barang dagangan yang paling diburu oleh bangsa Eropa sebagian diperoleh dari pedalaman Sumatera. Dan batanghari menjadi sarana transportasi yang handal untuk mengakut rempah kala itu.
Terlepas dari masalalu Batanghari yang gemilang, kini sungai sepanjang lebih serubu kilometer itu terancam berbagai kerusakan. Paling parah akibat ekses penambangan emas, dimana ditengarai mengakibatkan kandungan mercuri air Sungai Batanghari melonjak tajam. Airnyapun berwarna keruh dan tidak lagi nyaman sebagai tempat mandi dan mencuci mata. Beberapa tebing sungai juga sudah mengalami kerusakan. Nah, mampukah, momentum hari kemaritiman ini kembali menjadikan pelayaran Batanghari menjadi pemersatu bangsa dalam kemaritiman Indonesia. (*/Humas Dharmasraya)
Post a Comment