Tidak Lagi "Angker", Kodim 0309/Solok Makin Ramah ke Masyarakat
Saat Markas Tentara Tidak Angker LagiTidak Diam di Barak, Saatnya Jadi TNI Rakyat
Markas Tentara Nasional Indonesia (TNI) di fikiran masyarakat selama bertahun-tahun lekat dengan kesan angker. Namun, setelah era reformasi bergulir, kondisi tersebut berubah. Sesuai dengan paradigma baru tentara, berbagai pendekatan khusus dan sejumlah "produk" yang "dilahirkan" tentara untuk masyarakat. Seperti apa?
Markas Komando Distrik Militer (Makodim) 0309/Solok, berdiri dengan gagah. Bangunan dengan struktur Rumah Gadang (rumah adat khas Minangkabau), didominasi warna hijau tua. Selaras dengan warna khas tentara. Meski bangunan tua, markas yang pernah menjadi Markas Komando Resor Militer Korem 033/Wirayudha di bawah Komando Daerah Militer (Kodam) III/17 Agustus, kini berada di bawah Satkowil Korem 032/Wirabraja di Kodam Bukit Barisan. Sisa-sisa kegagahan Korem 033/Wirayudha tersebut, hingga kini tetap lekat di fikiran masyarakat.
Berdasarkan Perintah Operasi Kasad Nomor: 011/1984 tanggal 22 September 1984 tentang Reorganisasi TNI-AD yang kemudian disempurnakan Surat Telegram Kasad Nomor : STR/430/1984 tanggal 21 Oktober 1984 dan STR/603/1984 tanggal 28 Desember 1984, jumlah Kodam yang ada dikurangi menjadi 10 Kodam ditambah satu Kodam Ibu Kota. Saat itu, Kodam I/Iskandar Muda, Kodam II/Bukit Barisan dan Kodam III/17 Agustus dilikuidasi dan dijadikan satu Kodam dengan nama Kodam I/Bukit Barisan. Sejalan dengan likuidasi Kodam III/17 Agustus tersebut melikuidasi Korem 032, dan Korem 033/Wirayudha pada tanggal 26 Januari 1985, maka secara bertahap satuan jajaran di bawahnya dilikuidasi menjadi organik 032/Wirabraja termasuk Kodim 0309/Solok.
Kodim 0309/Solok, membawahi tiga daerah di Sumbar. Yakni Kota Solok, Kabupaten Solok dan Kabupaten Solok Selatan. Keberadaannya di Kota Solok, membuatnya sangat dekat dengan masyarakat dan sejumlah Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Seperti Balaikota Solok, Polres Solok Kota, Kejari Solok, Pengadilan Agama, Pengadilan Negeri, Kementerian Agama, serta sejumlah instansi samping lainnya. Namun, kedekatan kuat tentu saja dengan masyarakat sekitar.
Berbagai fasilitas olahraga dibangun oleh Dandim sebelumnya Letkol ARH Priyo Iswahyudi dan dilanjutkan oleh Dandim saat ini Letkol ARM Reno Triambodo. Masyarakat Kota Solok dan Kabupaten Solok, saat ini seakan "lupa", bahwa Makodim 0309/Solok adalah tempat yang angker.
Setiap hari, bahkan setiap waktu, Makodim 0309/Solok senantiasa ramai oleh masyarakat yang berolahraga. Di pagi hari, masyarakat memanfaatkan sarana jogging track, peralatan gym, hingga lapangan bolavoli dan lapangan basket, hingga sore hari. Malam harinya, lapangan upacara yang sangat datar, dimanfaatkan sejumlah cabang olahraga beladiri, seperti karate, tinju, wushu, tarung derajat, untuk menggelar latihan.
Apa kelebihan yang dimiliki oleh Kodim 0309/Solok, sehingga mampu menarik hati masyarakat Solok Raya? Tentu saja fasilitas yang lengkap, nyaman, dan suasana yang mendukung. Namun, poin utama yang menjadi perhatian masyarakat adalah sikap personel Kodim 0309/Solok yang ramah dan jauh dari kesan sangar.
Salah seorang masyarakat Simpang Sigege, Kecamatan Lubuk Sikarah, Kota Solok, Rafdi Dodi, mengaku dirinya sangat nyaman berolahraga di Makodim 0309/Solok. Meski Pemko Solok memiliki berbagai sarana olahraga yang dibangun dengan dana miliaran rupiah. Seperti misalnya Sport Hall di Tanjung Paku, hingga lapangan Merdeka Kota Solok, tapi tidak mampu menarik minat masyarakat berolah raga.
"Kodim 0309/Solok membuka ruang yang sangat luas ke masyarakat. Sehingga, membuktikan bahwa mereka tidak lagi sebagai pihak yang ditakuti. Seharusnya, Pemda menunjang hal ini. Fasilitas yang dimiliki Kodim justru lebih dominan dimanfaatkan oleh masyarakat, bukan hanya oleh TNI. Sementara, fasilitas yang dimiliki Pemda, seperti tidak "terbuka" ke masyarakat. Banyaknya birokrasi yang harus dilewati, membuat masyarakat menjadi malas memanfaatkan. Tentu ada sesuatu di Makodim ini. Salah satunya, adalah paradigma dan pendekatan institusi ini ke msyarakat. Saat kita berolahraga di sana, suasananya sangat mendukung dan nyaman," ujar pria yang akrab disapa Kidok tersebut.
Senada dengan Kidok, Anggota DPRD Kota Solok dari Partai Amanat Nasional, Rusdi Saleh, mengaku dirinya sangat salut dengan pendekatan Kodim 0309/Solok saat ini ke masyarakat. Menurutnya, hal itu sesuai dengan paradigma baru di tubuh TNI. Masyarakat menurut Rusdi Saleh, tidak lagi takut berada di lingkungan TNI, tapi merasa TNI adalah bagian dari diri mereka sendiri. Hal ini menurutnya, harus direspons dengan optimal oleh Pemko Solok dan DPRD Kota Solok.
"Dandim dan jajarannya, sejatinya banyak yang bukan orang Solok. Tapi, mereka adalah bagian dari kita. Serta memiliki kepedulian dan aktif membantu masyarakat. Sudah sepantasnya, komitmen dan jati diri mereka kita dukung untuk kemajuan daerah. Bagaimanapun, jika mereka bertugas disini, makan disini dan hidup disini, mereka adalah orang Solok," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Walikota Solok Reinier Dt Mangkuto Alam, turut mengapresiasi ramainya masyarakat berolahraga di Makodim 0309/Solok. Menurutnya, hal ini merupakan wujud dari kepedulian berbagai elemen untuk membangun Kota Solok. Sebagai anak kolong (anak tentara) Reinier mengaku dirinya sangat bangga terhadap upaya yang dilakukan Kodim 0309/Solok.
"Kita sangat apresiasi. Apalagi sebagai pengurus FKPPI, kami sangat bangga dengan kiprah Kodim 0309/Solok beserta jajarannya. Kita harapkan, ke depannya, sinergitas ini semakin padu untuk masa depan yang lebih baik lagi," tegasnya.
Dandim 0309/Solok Letkol ARM Reno Triambodo, menyatakan pihaknya sangat berterima kasih kepada Dandim sebelumnya Letkol ARH Priyo Iswahyudi, yang telah meletakkan dasar-dasar kedekatan masyarakat di teritorial Kodim 0309/Solok. Sebagai Dandim yang baru menjabat sekitar satu bulan, perwira yang lama bertugas di kecabangan artileri medan (Armed) tersebut, mengaku sangat bersyukur dengan antusiasme masyarakat. Kembali ke Kota Solok, menurut Reno, adalah pulang kampung. Sebab, dirinya menghabiskan masa kecilnya di Kota Solok, saat almarhum ayahnya, Letkol Mardjono, menjabat sebagai Kepala Staf Distrik Militer (Kasdim) yang saat itu berpangkat Mayor.
"Solok adalah salah satu kampung saya. Saya sangat antusias saat ditugaskan disini. Penerimaan masyarakat begitu baik. Sesuai dengan Doktrin Kartika Ekapaksi dan Tri Dharma Eka Karma di TNI. Bahwa TNI adalah milik rakyat dan berbuat yang terbaik untuk rakyat. Karena itu, kami memiliki tanggung jawab moral untuk ikut membangun Solok Raya ini," ungkap pria supel yang murah senyum ini.
Selama 19 tahun di kecabangan Artileri Medan (Armed), Reno mengaku sangat senang dengan jabatan barunya sebagai Dandim, yang lebih pada teritorial. Menurutnya, hal itu semakin mendekatkan dirinya dengan masyarakat. Terkait upaya yang akan dilakukannya ke depan, Reno menyatakan pihaknya ingin mendekatkan diri pada kaum milenial Solok dan memancing kreativitas kaum muda. Salah satunya adalah dengan membangun lapangan dan trek skateboard di bagian belakang Makodim 0309/Solok.
"Kaum muda harus menjadi generasi yang kuat. Segala potensi mereka harus dikembangkan. Itu adalah tugas semua pihak, termasuk TNI. Sehingga, mereka terhindar dari pengaruh-pengaruh negatif, seperti Narkoba, kenakalan remaja dan efek negatif lainnya," tegas suami dari Indriastie Kusuma Ningrum, S.I.P ini.
Terkait pembangunan masyarakat, Reno menyatakan saat ini TNI di Sumbar banyak memfokuskan pemakaian teknologi tepat guna ke masyarakat. Beberapa di antaranya adalah aplikasi mesin kipas pendorong perahu dari SMA Kartika Padang, teknologi bahan bakar dari sampah di Pesisir Selatan, teknologi pemurnian air laut menjadi air minum di Mentawai. Serta yang terbaru, pemakaian teknologi mikroorganisme Bios 44 yang didukung penuh oleh Korem 032/Wirabraja. Kodim 0309/Solok saat ini juga sedang menggunakan mengembangkan sistem pertanian Hidroganik (pola penanaman menggunakan air dan cara organik).
"Banyak hal yang sesuai dengan komando dari pimpinan TNI, terkait pembangunan di masyarakat di berbagai bidang. Contohnya produk Bios 44. Kita harapkan Bios 44 ini mampu diaplikasikan secara luas di Sumbar dan membantu petani mengembalikan kesuburan tanah," ungkapnya.
Bios 44 merupakan teknologi yang ditemukan oleh Gapo Army Team of Research (Gator) Korem 044/Garuda Dempo (Gapo) Palembang, Sumsel, sekitar tahun 2016. Saat itu, ketuanya adalah Komandan Korem 044/Gapo Kolonel Inf Kunto Arief Wibowo. Saat ini, Kunto Arief menjadi Danrem 032/Wirabraja.
Bios 44 juga bisa digunakan untuk pertanian. Yakni, mengurai tanah tandus menjadi subur. Bios 44 juga cocok untuk pengembangan budi daya perikanan. Selain itu, Bios 44 bisa digunakan untuk perbaikan bekas lahan tambang hingga peternakan. Dalam budi daya perikanan, cairan Bios 44 bisa memperbaiki kualitas air sehingga kolam ikan lebih produktif. (*/PN-001)
Post a Comment