Covid-19 Menghantam, Pedagang Menjerit
PADANG PANJANG - Khazanah Wabah virus corona (Covid-19), imbasnya sudah meluas. Tak hanya soal ancaman kesehatan terganggu, ancaman ekonomi sudah mulai menghantui warga di seantero jagad raya ini, khususnya Kota Padang Panjang.Virus Corona justru membawa dampak yang jauh lebih parah bagi kondisi ekonomi Indonesia pada umumnya dan Kota Padang Panjang Khususnya Karena penyebaran virus asal China ini sangat cepat hingga antar benua, sehingga mengganggu kegiatan ekonomi di berbagai negara.termasuk negara Indonesia yang semakin hari menunjukkan grafik naik masalah ini.
Di Padang Panjang sudah sepekan himbauan untuk tidak berkegiatan di luar rumah dicanangkan Pemerintah. Sekolah telah diliburkan, ASN pun bekerja di rumah. Tujuannya untuk menekan penyebaran virus corona yang semakin meningkat, khususnya di kota persimpangan arah tujuan, kota yang pernah jadi pusat grosir di Sumatera tengah, Kota Padang Panjang.
Pemerintah Kota Padang Panjang tak ingin kecolongan, semua usaha pemutus rantai wabah covid 19 semakin galak ditingkatkan, himbauan frasa phisical distancing (menjaga jarak fisik) atau kata di rumah aja, tentu hal ini berdampak pada penjualan sejumlah sembako dan bumbu dapur. Bukan hanya di pasar yang mengalami kenaikan harga, pedagang kelontong rumahan pun menjerit karena harga semakin naik, tapi penjualan menurun.
Ini tak lepas dari situasi sebulan terakhir di Padang Panjang, persisnya sejak Pemko memberlakukan aturan merumahkan siswa sekolah, guru serta terakhir ASN. Itu membuat situasi Kota terlihat lebih sepi dari biasanya.
Dampaknya dari sisi ekonomi langsung terasa. Para pelaku usaha mengalami penurunan jumlah pembeli. Para tukang becak kehilangan penumpang. Bahkan, lantaran sepi, sejumlah tempat usaha memutuskan untuk tutup sementara. Bahkan, harga sejumlah harga kebutuhan mulai naik seperti gula pasir. Sejumlah bahan kebutuhan kini mulai sulit dicari.
"Harga gula pasir naik terus. Kami juga kesulitan mencari sabun tangan.Tepung terigu apalagi masker juga paling sulit dicari," ujar salah satu warga yang enggan ditulis namanya.
Di Pasar Padang Panjang Salah satu pedagang kelontong dan toko sembako di Pasar kota Padang Panjang, Wan Kani pada mengatakan sudah satu hingga dua minggu ini harga kebutuhan meroket tajam.
Dikatakannya, yang paling terlihat kenaikannya adalah beras, telur dan gula. Jika biasanya satu kilogram telur hanya Rp 21 ribu kini mencapai Rp 24 ribu perkilogram. Bahkan Gula pun pun ikut naik dari Rp 16 ribu hingga Rp 21 ribu, begitu juga beras naik hingga ribuan rupiah.
"Sudah semingguan ini harga sembako dan bumbu dapur meningkat hampir 20 persen karena virus corona, dan ini terasa sekali penurunan daya jual. Para pembeli makin sepi, kalau biasanya meski naik ada saja pembeli kalo ini turun drastis," ujar Wan Kani.
Sementara itu Sonii Budaya Putra AP, M. Si Selaku ketua Satgas Gugus tugas PPVC kota Padang Panjang yang juga selaku Sekretaris Daerah Kota Padang Panjang, saat melalui telepon selulernya mengatakan menyikapi situasi saat ini pemerintah daerah telah melayangkan surat permintaan beras pada Bulog dan saat ini dalam proses.
"Insya Allah barangnya sampai kita akan langsung mengalokasikannya pada masyarakat yang telah didata oleh dinas sosial. Tak hanya sampai disana, sebagai bentuk peduli kita pada musibah ini mulai dari Walikota sampai ASN yang ada di Kota Padang Panjang sebagian telah menyisihkan uang gajinya, bagi bantuan penanggulangan pencegahan virus corona ini dan ditambah oleh Baznas dan swasta. Insyaaallah itu akan kita salurankan besok, paling lambat lusa," ujar Soni. (PN-012)
Post a Comment