Paling Berisiko Tertular Covid-19, Siapa yang Memikirkan Nasib Wartawan?
"Ini sudah seperti situasi perang. Dan yang berada di garda depan bukan hanya tenaga medis dan paramedis, namun juga para jurnalis. Mereka ini rentan sekali terpapar Virus Corona, sedangkan alat pelindung dirinya tidak memadai. Sudah ada contohnya jurnalis yang mewawancarai dan berinteraksi dengan Menhub dan Wali Kota Bogor yang akhirnya ikut menjadi ODP," paparnya.
Beberapa jurnalis lainnya diketahui meninggal sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP) akibat terpapar virus Corona. Seperti menimpa WD, jurnalis otomotif yang meninggal pada Jumat, 20 Maret 2020 di sebuah rumah sakit swasta wilayah Kota Tangerang Selatan. Untuk itu, Roni berharap semua pihak dapat membantu kinerja jurnalis berupa penyediaan APD untuk melindungi diri sekaligus mengantisipasi terus menyebarnya Virus Covid-19.
"APD untuk jurnalis itu meliputi hand sanitizer, masker. Hal itu sebagai bentuk penerapan imbauan pemerintah agar tetap menjaga jarak, memelihara kebersihan, mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer saat menjalankan tugas peliputan," ungkapnya.
F-Kuwas, lanjut Roni, akan terus memantau perkembangan yang terjadi dan terus berupaya memberikan kontribusi untuk membantu pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi bencana yang sedang terjadi.
"Kami sangat mendukung social distancing, jaga jarak sosial dan bekerja dari rumah. Tapi bagi jurnalis media, banyak yang tidak punya pilihan karena harus tetap terjun ke lapangan sebagai pejuang informasi," katanya.
Roni Natase juga menegaskan, sejak kewaspadaan terhadap virus corona di Kota Solok dan Kabupaten Solok, belum ada perhatian khusus dari unsur Pemkab Solok atau pun Pemko Solok terkait keselamatan, apalagi kesejahteraan wartawan di masa sulit ini. Demikian juga dengan unsur DPRD Kota Solok dan Kabupaten Solok. Termasuk dari institusi lain, seperti Polres Solok Kota, Polres Solok, Kodim 0309/Solok, Kejari, Pengadilan, ataupun dari BUMN dan BUMD di Kota Solok dan Kabupaten Solok.
Di sisi lain, menurutnya pembatasan sosial telah membuat gerak dan pemasukan wartawan dari iklan, pariwara ataupun kerja sama dengan pemerintah dan instansi, menjadi berkurang. Salah satu sebabnya, banyak anggaran yang justru direlokasi ke penanganan Covid-19.
"Kami sebagai kontrol sosial, paling terdepan melakukan edukasi dan sosialisasi kepada publik terkait bagaimana pencegahan tentang virus Covid- 19 ini. Bahkan, jika ada pasien yang ODP, PDP, ataupun sudah positif terjangkit virus tersebut kamilah (wartawan) yang meliputnya. Bisa dibayangkan bagaimana risiko yang kami hadapi. Namun ironisnya dengan risiko yang kami hadapi, tidak diimbangi perhatian," ungkapnya. (PN-001)
Post a Comment