Sejarah Baru, Tiga Partai Pemenang Pileg Mengusung Boris-Adang di Pilkada Kota Solok
Silaturahmi Relawan dan Tokoh Politik Kota Solok Dukung Yutris Can-Irman Yefri AdangSejarah Baru, Tiga Partai Pemenang Dukung Boris-Adang
Tiga ketua partai pemenang di tiga Pileg terakhir (2009, 2014, 2019) menunjukkan dukungan penuh terhadap pasangan Bakal Calon Walikota-Wakil Walikota Solok periode 2021-2026, Yutris Can, SE dan Irman Yefri Adang, SH, MH. Kehadiran tiga ketua partai yang juga tokoh politik dan tokoh masyarakat Kota Solok tersebut, menepis keraguan di masyarakat Kota Solok, sekaligus penguatan bagi relawan, simpatisan, dan mesin Parpol pendukung terhadap pasangan dengan jargon "Basamo Kito Bisa".SOLOK - Bakal Calon (Balon) Walikota dan Wakil Walikota Solok, Yutris Can, SE dan Irman Yefri Adang, SH, MH, menggelar silaturahmi dengan tokoh masyarakat, simpul-simpul relawan, simpatisan, kader Parpol dan masyarakat, di Rumah Dinas Ketua DPRD Kota Solok, Rabu malam (24/6/2020). Silaturahmi ini, awalnya hanya akan dihadiri beberapa orang. Sebab, selain tokoh politik Kota Solok dan sejumlah pengurus partai, relawan pendukung diminta hanya dihadiri 2 orang per relawan. Namun kenyataannya, jumlah yang hadir mencapai sekitar seribuan orang.
Sejumlah relawan yang ikut serta dalam silaturahmi tersebut di antaranya Kaba Rancak, Basiba, Banang Merah, Kerabat Rusdi Saleh, Volunteer Batang Kuini, Boas, Basoka, BA-Perang, BA Sikicau, Borisa Solok, Borisa Pasaraya, STD Farm, Ecomunity 969, Basamo Kito Bisa, Boris-Adang Bhinneka.
Silaturahmi tersebut dihadiri tiga ketua partai pemenang Pileg 2009, 2014 dan 2019. Yakni Yutris Can, Ketua DPD Partai Golkar, Jon Hendra Ketua DPD Partai Amanat Nasional, dan Irzal Ilyas Dt Lawik Basa, Ketua DPC Partai Demokrat. Kehadiran ketiganya, menjadi sinyal kuat dukungan di Pilkada 9 Desember 2020 mendatang. Sekaligus, menguatkan simpul-simpul relawan, simpatisan dan mesin politik dari parpol pendukung.
Dukungan dari tiga partai besar di Kota Solok tersebut menjadi sejarah baru di kontestasi Pilkada Kota Solok. Sejak Pilkada langsung pada 2005, ketiga partai tidak pernah berkoalisi. Bahkan senatiasa mengajukan pasangan yang berbeda.
Yutris Can dan Irman Yefri Adang, mengaku sangat terharu dengan kehadiran Ketua DPD PAN Jon Hendra, Ketua DPC Partai Demokrat Irzal Ilyas Dt Lawik Basa, serta Ketua Baznas Kota Solok AKBP (Purn) Zaini. Menurut Yutris Can, sejak menegaskan komitmen maju di kontestasi Pilkada Kota Solok 2020, dirinya bersama Irman Yefri Adang, diserang berbagai macam isu. Seperti, disebut urung maju, koalisi pecah, ketiadaan partai pendukung, hingga isu yang bersifat pribadi, seperti tidak mampu, isu arogan, hingga dituding terlibat korupsi.
"Isu dan tudingan, senantiasa bergerak dengan liar. Tentu ini adalah tantangan untuk membuktikan ikhtiar, komitmen dan integritas. Tapi yang jelas, kebenaran akan selalu mencari jalannya sendiri. Isu, tudingan, propaganda adalah bagian dari perjuangan berdemokrasi. Tidak perlu membalas isu dengan isu, apalagi melukai saudara-saudara kita dengan tudingan dan propaganda. Jangan membalas sesuatu yang buruk dengan keburukan pula. Tapi fokuslah bekerja memberikan pemahaman dan kesadaran ke masyarakat untuk bersama-sama dengan niat membangun Kota Solok menjadi lebih baik," ujar Yutris Can.
Irman Yefri Adang menambahkan, pemerintahan terdahulu di Kota Solok telah meletakkan pondasi kuat dalam membangun Kota Solok. Menurutnya, hal itu harus menjadi cerminan bagi seluruh masyarakat. Menurutnya, hal-hal fundamental yang dibangun, terutama di masa pemilihan langsung sejak 2005 di Kota Solok, harus diperkuat dan segala kekurangan dan kelebihan harus menjadi bahan evaluasi.
"Kita sangat berterima kasih kepada Pak Syamsu Rahim (Walikota Solok periode 2005-2010), Pak Irzal Ilyas (periode 2010-2015) hingga Pak Zul Elfian (2016-2021). Mereka telah meletakkan pondasi pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan yang baik, dengan segala kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Misalnya, Pak Irzal Ilyas yang memimpin Kota Solok dengan tegas, bahkan terkesan 'keras'. Tapi di zaman beliau lah, kita merasakan sekolah gratis di seluruh tingkatan di Kota Solok, pengobatan gratis bagi seluruh masyarakat, bahkan prediket Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Kota Solok, pertama kali diraih di masa beliau. Awalnya, beliau menjadi sosok yang disayangi sekaligus dibenci. Namun, pada Pileg DPRD Sumbar 2019 lalu, beliau meraih suara terbanyak di Kota Solok, sekaligus terpilih menjadi Anggota DPRD Sumbar 2019-2024. Bukti bahwa beliau adalah sosok yang sangat dicintai dan telah berbuat di Kota Solok," ujarnya.
Ketua DPD PAN Kota Solok, Jon Hendra, menegaskan sosok Yutris Can dan Irman Yefri Adang merupakan pasangan yang paling ideal dan paling komplet. Menurutnya, dari pengalaman bergaul dan bekerja sam selama 6,5 tahun di DPRD Kota Solok, Jon Hendra mengungkapkan keduanya merupakan sosok yang memegang teguh komitmen dan menjaga integritas. Selalu mempertahankan apa yang diyakini benar dan sesuai aturan. Meski banyaknya ditentang berbagai pihak. Jon Hendra juga menegaskan dukungan, baik secara pribadi maupun dari Partai PAN.
"Saya tegaskan, PAN mendukung penuh. Sebab, dari awal kita telah menjalani proses dan mekanisme yang telah digariskan. Tidak hanya dukungan secara kepartaian, tapi juga dukungan penuh dari seluruh pengurus, kader dan simpatisan. Jadi, tidak ada istilahnya koalisi pecah, internal bergejolak ataupun tudingan-tudingan lainnya," ungkapnya.
Sementara itu, Irzal Ilyas Dt Lawik Basa, yang didapuk memberikan arahan penutup, berbagi pengalaman saat dirinya berjuang di kontestasi Pilkada dan Pileg. Wakil Waikota Solok periode 2005-2010 dan Walikota Solok 2010-2015 tersebut, juga membeberkan hubungannya dengan Yutris Can dan Irman Yefri Adang, serta Anggota DPRD Kota Solok lainnya. Irzal mengungkapkan, banyak yang menganggap dirinya sebagai eksekutif berlawanan dengan Yutris Can di sisi legislatif. Padahal menurutnya, hal itu sama sekali tidak benar. Perbedaan posisi dari sisi eksekutif dan legislatif lah yang menurutnya seakan-akan terlihat berbeda jalan.
"Saya adalah orang yang sportif. Sepahit apapun, saya akan teguh dengan pendirian saya. Hal yang sama juga di Yutris Can. Jadi kesannya sama-sama keras. Tapi sebenarnya, kita punya niat dan komitmen yang sama untuk membangun Kota Solok menjadi lebih baik. Penyelenggaraan pemerintahan dilakukan oleh eksekutif dan legislatif. Sehingga, ada tarik menarik. Namun niatnya tetap sama. Seperti dua sisi mata uang, yang berada di sisi berbeda, namun satu kesatuan. Bahkan, sekarang saya di legislatif dan kini Yutris Can sedang berjuang di eksekutif. Tentu, bisa saling belajar," ungkapnya.
Irzal Ilyas berharap, jika amanah tersebut didapat Yutris Can dan Irman Yefri Adang pada Pilkada 9 Desember 2020 nanti, keduanya bisa mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih. Irzal juga mengingatkan agar pasangan tersebut lebih dekat dengan rakyat. Selalu turun ke bawah, lihat persoalan di masyarakat, datangi dan sapa mereka. Hal itu, menurutnya juga harus mulai dilakukan di saat masa sosilisasi dan kampanye.
"Apapun persoalan harus diselesaikan dengan baik dan terbuka. Angkat orang-orang yang benar-benar mau bekerja. Sebab, setiap amanah akan selalu dimintai pertanggungjawaban. Tidak hanya di bidang tugas, tapi juga kepada Allah. Kemudian, bina hubungan baik dengan siapa saja, yang memiliki komitmen membangun daerah," ungkapnya.
Dari Legislatif ke Eksekutif
Dalam ranah politik di Kota Solok, Yutris Can dan Irman Yefri Adang bukanlah nama baru. Keduanya, sama-sama terjun ke dunia politik pada pemilihan legislatif (Pileg) DPRD Kota Solok tahun 2009. Yutris Can maju dari Partai Golkar daerah pemilihan Lubuk Sikarah. Tampilnya Partai Golkar sebagai partai pemenang Pileg di Kota Solok, membuatnya didapuk sebagai Ketua DPRD Kota Solok periode 2009-2014. Di periode 2014-2019, Yutris Can kembali terpilih dan menjadi Ketua DPRD. Hal yang sama diulangnya kembali di Pileg 2019 lalu. Yutris Can terpilih kali ketiga, dan menyandang prediket sebagai Ketua DPRD Kota Solok tiga periode beruntun. Pileg 17 April 2019 yang digelar bersamaan dengan Pilpres, membuat perolehan suara Partai Golkar di mayoritas daerah di Sumbar tergerus. Dari semula (Pileg 2014) sebanyak 13 Kabupaten/Kota menjadi partai pemenang, Partai Golkar hanya menyisakan Kota Solok dan Solok Selatan yang bertahan.
Sama seperti Yutris Can, Irman Yefri Adang juga terjun pertama kali di kontestasi Pileg 2009, melalui Partai Amanat Nasional (PAN) Dapil Tanjung Harapan. Sosok yang dikenal penyabar dan santun tersebut, kembali terpilih pada Pileg 2014. Majunya Ketua DPD PAN Kota Solok, Jon Hendra di kontestasi Pilkada Kota Solok tahun 2015, membuat Adang diamanahkan menjadi Wakil Ketua DPRD Kota Solok hingga tahun 2019. Pada Pileg 17 April 2019 lalu, Adang memilih tidak maju, dan menegaskan komitmennya untuk maju di kontestasi Pilkada Kota Solok 2020.
Pengalaman Boris-Adang di DPRD Kota Solok, menjadi salah satu kelebihan. Pasalnya, sebagai unsur legislatif dan terpilih berulang kali dengan suara terbanyak, keduanya tentu tahu persis kondisi daerah dan birokrasi pemerintahan. Komitmen perubahan dan integritas bekerja untuk menyuarakan aspirasi masyarakat Kota Solok, tentu menjadi andalan.
Keputusan maju di Pilkada Kota Solok 2020 ini, menjadi pertaruhan besar bagi Yutris Can. Sesuai aturan, jika dirinya masuk "box start", statusnya saat ini sebagai Ketua DPRD Kota Solok, bahkan Anggota DPRD, harus ditanggalkan. Tentu, comfort zone (zona nyaman) dan segala fasilitas yang melekat di dirinya saat ini harus dilepaskan. Namun, keputusan ini juga sekaligus membuktikan keberanian Yutris Can.
Sementara itu, Anggota DPRD Kota Solok, Rusdi Saleh, menilai Boris-Adang merupakan pasangan yang memiliki komitmen dan integritas dalam bekerja. Menurutnya, Boris-Adang telah membuktikan bahwa mereka patut dan layak. Yakni tiga periode (bagi Yutris Can) dan dua periode (bagi Irman Yefri Adang) dipercaya sebagai Anggota DPRD Kota Solok.
"Masyarakat Kota Solok bisa menilai dan melakukan perbandingan. Terpilih tiga periode dan dua periode di DPRD, bukan sesuatu yang mudah. Ini merupakan referensi utama untuk membangun generasi Kota Solok. Seorang pemimpin harus memiliki prinsip dan leadership. Harus tahu dengan keinginan masyarakat yang dipimpinnya," ujarnya.
Terkait berbagai isu yang menerpa Boris-Adang selama ini, seperti arogan, sombong, bahkan diisukan tersangkut berbagai persoalan hukum, Rusdi Saleh menegaskan bahwa fitnah akan selalu merajalela. Namun menurutnya, masyarakat Kota Solok sudah cerdas menganalisa dengan akal sehat. Rusdi Saleh mengatakan, sebuah niat baik belum tentu diterima seseorang atau kelompok orang dengan baik. Yang terpenting menurutnya, jangan pernah membalas fitnah dengan fitnah.
"Tegas dikatakan arogan, sombong. Namun, fitnah tidak akan pernah menghentikan langkah. Kebenaran itu akan selalu mencari jalannya sendiri. Yang penting, fitnah yang merajalela, jangan dibalas dengan fitnah. Percaya segala sesuatunya kepada Allah. Jika Boris-Adang tersangkut masalah hukum, keduanya akan menerima ganjarannya. Tidak ada di Indonesia ini yang kebal hukum. Tak peduli itu menteri, anggota DPR, gubernur, bupati, walikota, atau siapapun. Tapi, yakinlah siapapun yang menebar fitnah, akan menerima ganjaran dari Allah, baik di dunia maupun di akhirat," ujarnya. (PN-001)
Post a Comment