"Epyardi Asda Ternyata Tidak 'Sedahsyat' yang Dikabarkan!"
Penyaluran Zakat Epyardi Asda di 74 Nagari di Kabupaten Solok Tuntas di Nagari Saniang Baka. Tanggapan masyarakat; "Ternyata Epyardi Asda Tidak Seperti Kabar yang Beredar".SOLOK - Kehadiran tokoh masyarakat yang juga bakal calon Bupati Solok, H. Capt Epyardi Asda, M.Mar, dalam kegiatan penyaluran zakat, disambut antusias masyarakat Nagari Saniang Baka, Selasa (28/7/2020). Dari alokasi 700 paket zakat, harus ditambah karena permintaan masyarakat langsung ke Epyardi dan panitia, hingga mencapai 841 paket. Bahkan, sejumlah masyarakat lainnya, khusus datang dan hadir hanya untuk melihat kedatangan dan mendengarkan sambutan tokoh politik nasional yang telah menyatakan siap mengabdikan diri di kampung halamannya.
Sambutan masyarakat yang sangat antusias membuat ayah dari Anggota DPR RI Athari Ghauti Ardi terharu. Sejak dari awal kedatangan di lokasi pembagian zakat, Epyardi terlihat turun dari mobil dengan tidak henti melemparkan senyum, menyapa ramah, sambil satu persatu berjabat tangan dengan setiap warga yang menyambutnya. Hal yang terlihat berbeda dengan cap yang melekat ke dirinya, yakni arogan, kasar, serta cap negatif lainnya yang terus dihembuskan lawan-lawan politik dan orang yang tidak senang terhadap dirinya.
Penampilan Epyardi Asda yang semakin diterima oleh seluruh elemen masyarakat di seluruh nagari di Kabupaten Solok, membuat jalannya sebagai Calon Bupati Solok 2020 diprediksi semakin lapang. Dalam sambutannya, Epyardi Asda menyatakan sangat terharu sekaligus sedih. Sebab, baru saat ini dirinya bisa membantu dunsanak (keluarga)-nya sendiri di Nagari Saniang Baka.
"Dari lubuk hati yang paling dalam, sesungguhnya saya merasa sangat sedih. Karena dari sekian banyak nagari yang telah saya bantu, saya baru sekali ini kemari, dan pembagian zakat juga yang terakhir disini. Justru nagari lain yang jauh telah saya bantu. Sampai ke Surian, Sungai Nanam hingga Lurah Nan Tigo dan nagari lainnya di Kabupaten Solok. Tapi, kok nagari dunsanak saya sendiri baru saat ini saya bantu. Itulah yang membuat saya sedih. Ini tidakblain karena pertimbangan saya, untuk menghargai ada tokoh politik lain yang ada di nagari ini," sebut Epyardi.
Selain, itu juga dikatakannya bahwa motivasi lainnya hadir di saniang Baka adalah karena keinginan dan niatnya ingin menyatukan Singkarak dan Saniang Baka yang dianggapnya selama ini ada jarak.
"Politik itu adalah soal lain, tapi Saniang Baka dan Singkarak adalah badunsanak. Kalau saya tahu, tanggapan masyarakat disini sambutannya sangat bagus. Maka dari dulu saya datang kesini. Malahan dari saya bercerita dengan keluarga, sebenarnya ada "balahan" (kerabat) saya di Saniang Baka. Karena Uwak (Nenek) saya, Zulaeha, adalah orang Saniang Baka bersuku Sumpadang. Dan suku saya adalah Sumpadang. Gelar saya Datuak Majo Lelo, yang juga merupakan gelar adat dari suku Sumpadang. Dulu, waktu saya kecil, Uwak Zulaeha ini sering datang ketempat saya, begitupun Uwak saya juga sering datang dan menginap ke Saniang Baka. Jadi artinya kita memang sebenarnya badunsanak. Jadi harapan saya, jangan gara-gara kepentingan politik, kita jadi berseberang jalan. Karena kita semuanya di Kabupaten Solok ini, adalah badunsanak (bersaudara). Hubungan dunsanak, jauh lebih tinggi, dari sekadar politik," tegasnya.
Epyardi Asda juga menegaskan, kehadirannya di Saniang Baka, merupakan jadwal terakhir pembagian zakatnya di Kabupaten Solok. Artinya, Nagari Saniang Baka merupakan nagari ke-74 dari 74 nagari yang disambangi.
Entah disengaja atau tidak, "terpilih" sebagai menjadi nagari terakhir yang disambangi panitia pembagian zakat Epyardi, Nagari Saniang Baka memang kental dengan politik. Tak sedikit tokoh-tokoh politik Kabupaten Solok, Sumbar, bahkan ke pentas nasional berasal dari nagari di tepi Danau Singkarak ini. Sebut saja mantan Walikota Padang dua periode Fauzi Bahar, mantan Anggota DPD RI Nofi Candra, Walikota Solok Zul Elfian, Anggota DPRD Kabupaten Solok Septrismen, mantan Anggota DPRD Kabupaten Solok Edi Sumanto, Bakal Calon Walikota Solok Ismael Koto, serta tokoh-tokoh politik lainnya.
"Persoalan pilihan di Pilkada Kabupaten Solok 9 Desember 2020 nanti, itu adalah hak pribadi kita masing-masing. Karena tidak ada siapapun yang bisa memaksa, karena Undang-Undang menjamin kebebasan setiap warga negara untuk menentukan pilihan. Walaupun tiap hari saya datang kesini, kalau masyarakat sudah punya pilihan sendiri, silakan. Tapi, jangan sampai persaudaraan kita pecah hanya gara-gara kita berbeda pilihan," ujarnya.
Epyardi juga berharap, di tahun anggaran berikutnya, melalui anaknya Athari Gauthi Ardi, dapat merekomendasikan Nagari Saniang Baka tersentuh program pembangunan tingkat nasional. Sebab, selama ini, nagari-nagari di sekitar Saniang Baka telah berulang kali mendapatkan program pembangunan. Baik selama dirinya tiga periode di DPR RI, maupun di periode anaknya, Athari Gauthi Ardi menjadi Anggota DPR RI asal Sumbar.
"Mohon maaf, di Nagari Paninggahan sudah diperjuangkan Athari hampir Rp 1 miliar. Di Nagari Koto Sani Rp 600 juta, di Nagari Sumani malahan hampir Rp 3 miliar. Tapi, memang untuk Nagari Saniang Baka, belum ada. Hal itu, karena saya maupun Athari, kesulitan mau berkomunikasi dengan siapa dan apa program yang dibutuhkan. Sebab, tidak bisa tiba-tiba kami langsung memberikan bantuan ke sebuah nagari, kalau tidak ada tokoh nagari tersebut yang berkomunikasi tentang program apa yang dibutuhkan. Tetapi, kalau kondisinya Saniang Baka tetap dalam persaudaraan seperti ini, maka saya akan meminta sama Athari untuk tahun 2021 mendatang untuk membantu pembangunan di Nagari Saniang Baka minimal Rp 1 miliar hingga Rp 2 miliar. Kami minta tokoh-tokoh Nagari Saniang Baka untuk menyampaikan kepada kami, program pembangunan apa yang dibutuhkan," ungkapnya.
Sementara itu, salah satu warga yang hadir dan penerima bantuan zakat, Nuraini (52), ketika dimintai tanggapan menyatakan sangat senang dengan kedatangan Epyardi. Nuraini bahkan menyatakan sama sekali tidak melihat kenyataan, terkait isu-isu negatif yang berkembang di masyarakat tentang Epyardi.
"Saya senang akhirnya beliau bisa hadir disini. Kami sangat berterima kasih atas kedatangan beliau. Kami juga melihat beliau sama sekali berbeda dengan kabar-kabar yang saya dengar. Katanya beliau pemarah, arogan, kasar. Ternyata sama sekali tidak. Beliau malah sopan, murah senyum, bahkan akrab dengan masyarakat kecil. Ternyata, kabar-kabar negatif yang beredar selama ini tentang beliau, sama sekali tidak benar. Apalagi, jika beliau pemarah, arogan, kasar, dan hal-hal negatif itu memang benar, tentu beliau tidak akan terpilih menjadi Anggota DPR RI selama tiga periode. Bahkan, anak beliau, Athari kini melanjutkan periode beliau di DPR RI. Justru, kami melihat beliau memang orangnya tegas dan teguh dengan prinsip. Terlihat dari wajahnya yang 'keras'. Tapi justru itu yang dibutuhkan masyarakat," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, akibat mewabahnya virus corona yang melanda seluruh negeri, Epyardi Asda dan keluarga bersepakat untuk membayarkan zakat keluarganya kepada masyarakat Kabupaten Solok yang saat ini terdampak virus Corona (Covid-19). Selama 15 tahun terakhir, penyaluran zakat ini, biasanya dibayarkan pada Bulan Ramadhan setiap tahunnya. Tahun ini, penyaluran zakat ini dilakukan merata di 74 nagari di Kabupaten Solok, dengan porsi yang lebih besar dari biasanya. Total zakat yang disalurkan ke 74 nagari di Kabupaten Solok tahun ini, mencapai Rp 5 miliar.
"Di samping untuk bisa membantu meringankan beban masyarakat Kabupaten Solok yang terdampak pandemi Covid-19, penyaluran zakat ini di Kabupaten Solok juga sebagai bentuk terima kasih kami yang telah memilih dan memberikan kepercayaan kepada saya selama tiga periode di DPR RI, dan anak saya Athari Gauthi Ardi ke DPR RI periode 2019-2024. Jadi sekali lagi, terima kasih," ujarnya. (PN-001)
Post a Comment