Kisah Inspiratif Rusdi Saleh, Perjuangan si Flamboyan yang Penuh Liku
Kisah si Flamboyan yang Penuh Liku
Saat perhatian masyarakat Kota Solok terfokus pada eskalasi Pilkada 9 Desember 2020, salah satu anggota DPRD Kota Solok justru "tebar pesona" dengan "jalan lain". Di saat anggota dewan lainnya, masif dengan agenda-agenda politik, Rusdi Saleh, justru "mencuri perhatian" di ranah lain. Anggota DPRD Kota Solok dari Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut, ternyata selama ini menyisihkan gajinya untuk merenovasi mushalla. Alhasil, Mushalla Al Muhajirin di Kawasan Surau Kajai, Kelurahan Tanah Garam, Kecamatan Lubuk Sikarah, Kota Solok, direnovasi hingga diresmikan menjadi masjid dengan nama yang sama.SOLOK - Mushalla Al Muhajirin yang segera berubah menjadi Masjid Al Muhajirin, diresmikan oleh Walikota Solok pada Jumat 7 Agustus lalu. Mushalla ini, sudah berdiri selama sekitar 15 tahun di kelurahan yang berpenduduk paling padat di Kota Solok. Jamaah yang cukup banyak dengan bangunan yang "sederhana", membuat Rusdi Saleh "tergelitik". Pria flamboyan yang sudah membangun puluhan masjid bernilai puluhan miliar di Kota Solok dan Kabupaten Solok tersebut, merasa seakan mushalla itu luput dari perhatian. Padahal, Rusdi Saleh sebelum menjadi Anggota DPRD Kota Solok 2019-2020, adalah Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Tanah Garam.
Rusdi Saleh (kanan) saat peresmian Masjid Al Muhajirin di Kota Solok, bersama Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Solok, Drs. Eri Iswandi, M.Ag. |
Rusdi Saleh mengharapkan masyarakat di Kawasan Surau Kajai, Kelurahan Tanah Garam untuk bisa memaksimalkan masjid ini untuk syiar Islam di Kota Solok. Dengan kondisi yang sudah lebih nyaman dari sebelumnya, Rusdi Saleh juga mengatakan pihaknya akan mencarikan solusi jika ada kendala lainnya nanti. Salah satunya, terkait fasilitas dan kelengkapan masjid.
Rusdi Saleh (tengah) saat meninjau pembangunan salah satu masjid di Kota Solok. |
Bagi banyak orang di Kota Solok dan Kabupaten Solok, sepak terjang Rusdi Saleh dalam melakukan kegiatan sosial selalu diapresiasi. Banyak masyarakat berdecak kagum, pemerintah tentu saja mengapresiasi sebagai bentuk implementasi dari konsep Kota Beras Serambi Madinah. Banyak warga Solok mengaku takjub tentang langkah-langkah sosial Rusdi Saleh. Apresiasi dan atensi masyarakat mendapat ruang tersendiri. Tokoh peduli yang kesehariannya sibuk mengurus rumah ibadah itu melakukan kebaikan tanpa menarik imbalan apa-apa dari siapa-siapa. Ia bahkan sangat jauh dari bahasa pencitraan semata. Di dunia Pendidikan, pria kelahiran Solok 16 Oktober 1970 itu dikenal sebagai penggagas berdirinya masjid-masjid megah di Kota Solok dan Kabupaten Solok.
Kisah Hidup Penuh Liku
Melewati kerasnya perjalanan hidup dari seorang yatim saat berusia 5 bulan, Rusdi Saleh merasakan pedihnya hidup yang serba kekurangan. Usai menamatkan sekolah, pada 1989, dirinya kemudian pergi merantau ke tanah jawa. Melakukan pekerjaan kasar seperti kuli bangunan, buruh bongkar muat pasir, hingga pedagang kaki lima (PKL) pernah dilakoninya. Berbekal ketegaran, dirinya juga pernah menjalani hidup sebagai desainer pakaian dan masuk ke dunia kontraktor. Pada 2009, dirinya pulang kampung ke Kota Solok dan menjalani profesi sebagai kontraktor bangunan.
Setali tiga uang, kariernya di dunia politik dan kemasyarakatan juga penuh liku. Berawal dari ditunjuk sebagai Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Tanah Garam, Rusdi Saleh semula berniat maju dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Mendadak, Rusdi Saleh berlabuh di PAN dengan alasan yang tak pernah mau diungkapkannya hingga kini. Padahal, secara matematis, peluangnya di PPP jauh lebih besar. Sebab, incumbent (petahana), Daswippetra Dt Manjinjing Alam, "naik kelas" ke caleg DPRD Sumbar. Sementara, di PAN Dapil Lubuk Sikarah saat itu, terdapat dua petahana di DPRD Kota Solok, yakni Angry Nursya dan Jasri.
Rusdi Saleh, mengenang ibu, Danila, yang menjadi sosok inspiratif baginya. |
"Umur lima bulan, ayah saya meninggal. Kemarin, lima bulan sebelum Pemilu, ibu saya meninggal. Sehingga, beliau tidak bisa menyaksikan saya menjadi Anggota DPRD Kota Solok," ungkapnya.
Rusdi Saleh bersama Wakil Walikota Palu, Pasha Ungu. |
Pria kelahiran 16 Oktober 1970 tersebut dikenal sebagai sosok yang membangun, memugar, memperbaiki dan mempercantik masjid, mushalla, dan bangunan untuk pendidikan. Masing-masing bangunan tersebut bernilai ratusan juta, bahkan miliaran rupiah. Tentu, bukan jumlah yang kecil untuk ukuran Kota Solok, Kabupaten Solok, bahkan Sumatera Barat.
Rusdi Saleh bersama Kapolres Solok Kota AKBP Ferry Suwandi, S.IK. |
Rusdi Saleh bersama anak semata wayangnya Aurel Arya Nugryaha. |
"Saya berangkat dari nol besar. Saya pernah dihina, diusir dan diremehkan. Karena itu, saya bisa merasakan apa yang dirasakan warga kebanyakan. Karena itu, berbagi bukan untuk dipuji. Tapi untuk membantu orang lain dengan tujuan untuk pengabdian. Jika mau dihargai, hargai dulu orang lain. Kalau jadi orang besar, besarkan dulu orang lain," ungkap ayah dari Aurel Arya Nugryaha ini. (PN-001)
Post a Comment