Hanura Serahkan B1.KWK Parpol ke Ismael Koto - Edi Candra
SOLOK - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Kota Solok, menyerahkan SK B1.KWK Parpol kepada pasangan Ismael Koto dan Edi Candra untuk maju di Pilkada Kota Solok 2020, di Kantor DPC Hanura Kota Solok, Rabu (2/9). Prosesi penyerahan "tiket" tersebut, dihadiri Ketua DPC Hanura Kota Solok Rusnaldi, Sekretaris Muslim, Anggota DPRD Kota Solok Ade Surya Dharma, dewan penasehat, pengurus, kader dan simpatisan Partai Hanura Kota Solok.Ketua DPC Hanura Kota Solok, Rusnaldi, menyatakan penyerahan SK B1.KWK tersebut, merupakan bentuk keseriusan dan kesungguhan seluruh elemen Partai Hanura Kota Solok untuk memenangkan pasangan Ismael Koto dan Edi Candra di kontestasi Pilkada Kota Solok 2020. Menurut Rusnaldi, segenap elemen partai sudah merencanakan sejumlah program untuk pemenangan.
"Kita sangat serius dan bersungguh-sungguh untuk memenangkan Ismael Koto dan Edi Candra, dengan segala daya dan upaya. Berbagai program sudah kita siapkan untuk membuktikan bahwa Ismael Koto dan Edi Candra merupakan pasangan yang paling cocok memimpin Kota Solok ke depan," tegasnya.
Rusnaldi juga menyatakan, sebelumnya DPC Hanura Kota Solok, DPD Hanura Sumbar dan DPP Hanura, sudah menjalani proses penjaringan dan rangkaian seleksi dalam menentukan pasangan yang diusung. Akhirnya, diputuskan Ismael Koto dan Edi Candra, karena dinilai memiliki komitmen dan program terbaik untuk Kota Solok ke depan. Partai Hanura akan mengantarkan Ismael Koto dan Edi Candra ke KPU Kota Solok bersama koalisi Partai Bulan Bintang (PBB) pada Sabtu, 5 September mendatang.
"Seluruh proses telah dijalani sesuai dengan mekanisme partai. Karena keputusan sudah keluar, seluruh elemen harus siap memenangkan calon yyang diusung. Dari internal Hanura, kami juga akan membentuk Tim internal partai, yakni Tim From Zero to Hero. Sehingga bisa mengakomodasi seluruh elemen masyarakat," tegasnya.
Sementara itu, Ismael Koto mengaku sangat tersentuh dengan dukungan dari Partai Hanura dan PBB. Menurutnya, setelah dirinya dicopot sebagai Ketua DPC Partai Gerindra Kota Solok, dan rekomendasi Gerindra ke Reinier-Andri Maran, Hanura dan PBB hadir memberikan rekomendasi. Ismael Koto yang didampingi Edi Candra dan istrinya, Fitria Ismael, menyatakan pihaknya akan memberikan segala daya dan upaya untuk memperhatikan dan membesarkan Hanura dan PBB di Kota Solok saat terpilih menjadi Walikota-Wakil Walikota Solok.
"Tentu saja, komitmen kami jelas untuk memperhatikan dan membesarkan Hanura dan PBB di Kota Solok. Kami akan memperlakukan Hanura dan PBB nanti, layaknya anak kandung. Untuk pemenangan nanti, kami menyerahkan sepenuhnya kepada Hanura dan PBB," ujarnya.
Ismael juga menegaskan dirinya sangat optimistis memenangkan Pilkada Kota Solok 9 Desember 2020 mendatang. Menurutnya, hal itu diperkuat dengan hasil survey dan eskalasi politik Kota Solok yang semakin intens. Serta kekuatan dari mesin Hanura dan PBB. Dalam visi misinya, Ismael Koto-Edi Candra mengusung jargon CAKEP, yakni akronim dari cendikiawan, adil, kebhinnekaan, entrepreneur, dan populer. Menurutnya, jargon ini diyakini akan membawa Kota Solok menjadi daerah maju dan berpengaruh di Sumbar dan kawasan regional.
"Kami mengusung jargon CAKEP, yakni Cendikiawan, artinya pintar dan beragama. Lalu, Adil, yang berarti pemerataan pembangunan, dengan profesional dan proporsional. Kemudian
Kebhinnekaan, yang mengedepankan prinsip bahwa semua elemen masyarakat terlibat dalam pembangunan. Lalu,
Entrepreneur, dengan mengedepankan peningkatan ekonomi kerakyatan, dan UMKM. Kemudian, Populer, yakni bagaimana semua warga Kota Solok memiliki kebanggaan dengan daerah," ujarnya.
Sebelumnya, pergerakan senyap (silent movement) yang dilakukan Bakal Calon Walikota Solok Ismael Koto, SH, akhirnya membuahkan hasil. Pamong senior yang menanjak di bisnis dan politik yang dikenal sebagai figur jago lobi dan problem solver tersebut, akhirnya mendapatkan rekomendasi untuk maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Solok 9 Desember 2020. Ismael Koto mendapatkan dua rekomendasi sekaligus dari dua partai yang memiliki 4 kursi di DPRD Kota Solok. Yakni dari Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Surat Keputusan dari PBB tertuang dalam SK No: SK.PP/083/Pilkada/2020, yang ditandatangani langsung Ketua Umum Prof Yusril Ihza Mahendra dan Sekjen Ir Afriansyah Noor, M.Si.
Ismael Koto juga mengucapkan apresiasi kepada segenap pengurus DPC, DPD/DPW dan DPP PBB dan Hanura atas kepercayaan terhadap dirinya dan Balon Cawako Edi Candra untuk tampil di kontestasi Pilkada Kota Solok 9 Desember 2020. Terutama terhadap Ketua DPC Hanura Kota Solok Rusnaldi dan Korwil Hanura Sumbar Marwan Paris, serta Ketua DPC PBB Kota Solok Hendra Saputra dan jajaran kepengurusan kedua partai tersebut.
"Banyak hal yang kami bicarakan terkait dukungan kedua partai ini. Terutama terkait komitmen membangun Kota Solok ke depan, dan peran Parpol dalam mewujudkan tujuan positif tersebut," tegasnya.
Eskalasi politik Kota Solok jelang Pilkada bergerak sangat dinamis dengan sejumlah "turbulensi" (hentakan). Diawali dengan didapatnya SK Rekomendasi petahana Zul Elfian dari Partai Nasional Demokrat (NasDem). Padahal, jauh-jauh hari, Zul Elfian telah menyatakan diri tidak maju di Pilkada Kota Solok 2020. Sebelum rekomendasi tersebut keluar, Ismael Koto dan Edi Candra telah mempublikasi maju dengan "kendraan" Gerindra dan NasDem. Hal ini terbukti dengan tersebarnya baliho dan alat peraga keduanya seantero Kota Solok.
"Turbulensi" berikutnya, jabatan Ismael Koto sebagai Ketua DPC Partai Geridra Kota Solok dicopot dan berpindah ke Dalius. Pemindahan mandat ini juga diikuti dengan keluarnya SK Rekomendasi DPP Gerindra untuk Reinier-Andri Maran. Di titik ini, berarti Ismael Koto-Edi Candra tidak bisa maju, karena "kendaraan" Parpol pengusung sudah "lepas".
Tak berhenti sampai di situ, "turbulensi" berlanjut dengan tampilnya Anggota DPRD Kota Solok dari Partai Golkar, Ramadhani Kirana Putra. Sosok milenial peraih suara terbanyak di Pileg 2019 tersebut dipublikasikan mendampingi Zul Elfian, Walikota Solok saat ini yang sudah mengantongi rekomendasi dari Partai NasDem. Munculnya Ramadhani, menciptakan multi turbulensi di kontestasi Pilkada Kota Solok.
Sebelumnya, Ismael Koto menggebrak dunia perpolitikan Kota Solok dan Sumatera Barat pada medio 2010. Meski beberapa tahun sebelumnya, namanya sudah banyak disebut, Ismael menjadi magnet tersendiri di bursa pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kota Solok 2015. Saat itu, Ismael menantang dua petahana (incumbent) sekaligus. Yakni Walikota Irzal Ilyas dan Wakil Walikota Zul Elfian. Sebagai pendatang baru di Pilkada, Ismael Koto yang saat itu berpasangan dengan Jon Hendra, secara spektakuler meraih suara terbanyak kedua di bawah Zul Elfian dan Reinier (Walikota dan Wakil Walikota Solok saat ini). Namun, mampu mengalahkan Irzal Ilyas dan Alfauzi Bote.
Magnet Ismael Koto saat itu, adalah sebagai figur yang sukses di bidang bisnis dan birokrasi. Meski, di gambaran masyarakat Kota Solok saat itu, dirinya lebih diasumsikan sebagai pengusaha kaya yang menggeluti beragam bisnis, seperti agen pelumas dan pemilik sejumlah SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) atau sering disebut Pom Bensin. Padahal, di bidang birokrasi, sebagai PNS di Pemkab Solok Selatan, Ismael merupakan birokrat senior yang cerdas dan problem solver (pemberi solusi beragam masalah). Hal itu dibuktikannya, dengan jabatan tetakhir sebagai Asisten 1, Bidang Pemerintahan. Padahal, dirinya hanya sekitar 15 tahun menjadi PNS, sejak diangkat tahun 2000.
Jelang Pilkada Kota Solok tahun 2015, gambaran sebagai figur yang cerdas, gagal ditampilkan. Ismael saat itu hanya digambarkan sebagai orang kaya yang siap "menggempur" ajang Pilkada Kota Solok dengan lembaran rupiah. Alhasil, "pembusukan" terhadap dirinya akan "membeli suara" di Pilkada 2015, beredar deras seiring dengan keinginan masyarakat yang menginginkan pembaharuan di Kota Solok.
Beberapa waktu lalu, dengan tidak majunya petahana Zul Elfian dan Irzal Ilyas yang di Pileg 2019 lalu terpilih sebagai Anggota DPRD Sumbar, sejatinya peluang Ismael Koto di Pilkada Kota Solok 2020 ini sangat besar. Dengan pola baru yang dilakukannya, yakni kampanye cerdas (smart campaign), Ismael Koto memberikan pemahaman kepada masyarakat Kota Solok terkait figur yang dibutuhkan untuk membangun Kota Solok menjadi lebih. Terbukti, pola ini mampu menempatkan Ismael Koto selalu berada di posisi dua besar pada berbagai survey yang dilakukan berbagai partai politik maupun lembaga survey terkemuka. Padahal, saat ini dirinya tidak berbuat dan tidak sedang menjabat di Kota Solok. (PN-001)
Post a Comment