Diduga Terpapar Saat Liputan Demo, Ketua IJTI Sumbar Terkonfirmasi Positif Covid-19
PADANG - Jurnalis senior Sumbar yang juga Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Sumbar, John Nedy Kambang, terkonfirmasi positif terjangkit virus corona (Covid-19) pada Kamis (22/10/2020). Jurnalis televisi CNN Indonesia tersebut menduga dirinya terpapar Covid-19 saat liputan demonstrasi mahasiswa menolak UU Cipta Kerja di DPRD Sumbar, beberapa minggu lalu.John Nedy Kambang menyatakan dirinya tidak tahu persis kapan dan dimana dirinya tertular Covid-19. Namun, saat meliput demonstrasi di DPRD Sumbar, yang saat itu diterpa hujan, dirinya merasakan meriang. Sehingga, Saat merasakan gejala meriang, dirinya berinisiatif untuk tidak melaksanakan salat Jumat di masjid karena takut terinfeksi atau menyebarkan ke warga lainnya. Lalu, ia memutuskan untuk berobat ke bidan terdekat, namun kondisinya tak kunjung membaik. Kemudian ia juga mencoba memeriksakan dirinya ke rumah sakit dan hasilnya baik-baik saja.
"Gejalnya hanya meriang, setelah berobat ke bidan, tak banyak kemajuan. Akhirnya ke rumah sakit dan hasilnya baik-baik saja. Saat itu, b mlelum sempat kepikiran untuk test swab karena di Puskesmas biasanya lama. Lalu, saya coba langsung mengunjungi Lab dr Andani dan pagi ini dinyatakan positif. Tapi kondisi badan saya bagus, lebih baik dari dua minggu terakhir," terangnya.
Terkait gejala virus Corona lainnya yaitu hilang daya penciuman, John Nedy Kambang mengaku tidak merasakan hal tersebut. Meski begitu, Jhon Nedy saat itu tensinya rendah. Yakni 90/60.
"Penciuman saya seperti biasa saja, hanya saja saat itu tensi rendah 90/60," lanjutnya.
Setelah dinyatakan positif Covid-19, John Nedy Kambang kemudian menjalani isolasi mandiri bersama istri dan anaknya. Anak dan istrinya kemudian menjalani tes swab pada Jumat (23/10/2020).
"Di rumah pakai masker, begitu juga istri dan anak," ujarnya.
Sejak awal masa pandemi Covid-19, sebagai ketua IJTI Sumbar, John Nedy aktif memfasilitasi wawancara sistem daring, baik untuk liputannya sendiri maupun untuk kawan-kawan sesama jurnalis. Setiap hari dia memfasilitasi narasumber hadir di dalam jaringan untuk diwawancarai terkait Covid-19, perkembangan, penanganan, dan sebagainya. Wawancara berbasis aplikasi itu bisa diakses dan dijadikan bahan liputan oleh kawan-kawan jurnalis.
Sebagai seorang jurnalis yang sejak awal masa pandemi Covid-19 aktif terlibat dalam peliputan dan penanganan Covid-19, John Nedy menuturkan pekerjaan jurnalis memang berada di garis depan yang sangat rentan terpapar.
"Sebelum saya, sudah ada jurnalis di Sumatera Barat, juga anggota IJTI, yang terpapar. Alhamdulillah sudah sembuh. Ini merupakan risiko kerja di garis depan yang harus kita sadari. Saya terpapar, mungkin waktu itu karena terlalu fokus kepada tugas peliputan sehingga lalai dalam menerapkan protokol kesehatan," ujarnya.
Untuk itu, ia berharap kepada kawan-kawan jurnalis agar selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan supaya tidak terpapar Covid-19. Disiplin adalah kunci utama, walaupun harus tetap bertahan di garda depan.
Dia menegaskan, tidak ada berita seharga nyawa. Namun, untuk mendapatkan berita yang aktual, faktual, berimbang dan terpercaya, seorang jurnalis dihadapkan kepada tantangan yang kadang harus mempertaruhkan nyawa.
"Sepanjang menyadari bahwa ada bahaya, kita akan tetap berhati-hati. Waspada saat menjalankan tugas, tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan dan mohon doanya untuk kesembuhan saya serta keluarga baik-baik saja. Tetap semangat kawan-kawan, pandemi Covid-19 belum berakhir, kalau kita semua belum serius memutus mata rantai penyebarannya," tutupnya. (*/PN-001)
Post a Comment