Kemana Suara Bapaslon Jalur Independen di Pilkada Kabupaten Solok?
Ada sebanyak 48.312 dukungan KTP yang diserahkan Bakal Pasangan Calon Bupati-Wakil Bupati Solok, Hendra Saputra-Mahyuzil Rahmat yang diserahkan ke KPU Kabupaten Solok. Setelah dinyatakan gagal lolos oleh KPU, kemana arah dukungan suara "RaMah" di Pilkada 9 Desember 2020?
SOLOK - Pasangan Hendra Saputra-Mahyuzil Rahmat langsung menjadi kuda hitam di eskalasi Pilkada Kabupaten Solok 2020. Pasangan dengan akronim "RaMah" tersebut maju dari jalur perseorangan (independen). Untuk bisa tampil di Pilkada Kabupaten Solok 2020, pasangan yang mengusung jargon "Merata Membangun Negeri" tersebut, langsung menggebrak dengan mencari dukungan KTP. Dari syarat 23.962 dukungan KTP, RaMah di masa pendaftaran berhasil mengantarkan 25.327 dukungan KTP. Saat itu, publik Kabupaten Solok meyakini bahwa RaMah bakal menjadi pasangan pertama yang akan maju menjadi Bapaslon Bupati-Wakil Bupati Solok sepanjang sejarah Pilkada di Bumi Markisa.
Namun, dalam verifikasi faktual tahap pertama, "hanya" sebanyak 14.723 dukungan KTP yang dinyatakan memenuhi syarat (MS). Sebanyak 9.071 dukungan dinyatakan tidak memenuhi syarat (TMS). Pasangan RaMah harus melengkapi sebanyak 18.142 dukungan, untuk bisa berlaga di Pilbup Solok. Yakni akumulasi dua kali lipat dari 9.071 dukungan yang TMS.
Di titik ini, harapan pasangan RaMah terbilang sangat kecil. Karena, masa pemgumpulan dukungan KTP begitu singkat, hitungan hari. Namun, ekspektasi itu tercapai saat secara luar biasa, pasangan RaMah berhasil mengumpulkan 22.985 dukungan KTP baru, untuk melengkapi 18.142 dukungan yang disyaratkan KPU Kabupaten Solok, 25-27 Juli lalu. Tapi, harapan RaMah kembali sirna saat KPU Kabupaten Solok yang melakukan pengecekan dari 27 Juli hingga 28 Juli 2020, menyatakan hanya sebanyak 20.754 dukungan diterima sesuai dokumen B.1 KWK.
"Keputusan ini sudah final, dan pasangan Balon perseorangan, Hendra Saputra-Mahyzil dinyatakan tidak mampu memenuhi syarat administrasi sesuai jumlah dan waktu yang ditentukan," kata Ketua KPU Kabupaten Solok Ir. Gadis M.Si, Minggu (23/8).
Gadis menyebutkan, hal itu ditetapkan dalam rapat pleno KPU Kabupaten Solok yang tentang penetapan hasil verifikasi faktual calon perseorangan yang digelar pada, Jum’at (21/8). "Ada sekitar 7.300 syarat dukungan yang tidak memenuhi syarat (TMS) pada verifikasi faktual tahap II ini," ujar Gadis.
Gadis mengungkapkan, pada penyerahan syarat dukungan tahap II, paslon Hendra Saputra-Mahyuzil kesulitan menghadirkan pendukung sesuai dengan syarat administrasi yang dilaporkan sebelumnya. Gadis menjelaskan, untuk proses verifikasi faktual tahap II ini berbeda dengan proses verifikasi tahap I. Dimana pada tahap I, tim verifikator mendatangi satu persatu rumah pendukung paslon sesuai dengan KTP yang dilaporkan. Sementara pada Verifikasi tahap II ini, Paslon bersama timnya diminta menghadirkan pendukung pada satu titik (lokasi) di masing-masing PPS, kemudian dilakukan verifikasi oleh tim verifikator.
"Pada tahap ini, tim kesulitan untuk menghadirkan pendukungnya, sehingga banyak dukungan yang tidak memenuhi syarat," ujarnya.
Bapaslon Bupati dan Wakil Bupati Solok dari jalur perseorangan (independen) Hendra Saputra dan Mahyuzil Rahmat dalam pesannya kepada tim relawan dan seluruh pendukung, berharap perjuangan ini penuh dengan hikmah, berkah dan bernilai di sisi Allah. Menurutnya, sebuah proses perjuangan bukan terletak dari hasil perjuangan. Menariknya, Hendra dan Mahyuzil juga menegaskan dirinya juga siap menerima dukungan ataupun "pinangan" dari partai politik (Parpol).
"Jika ini adalah jalan untuk pengabdian diri kepada rakyat, tidak ada salahnya. Namun, hal itu harus terlebih dahulu disepakati dengan dasar pemikiran tim relawan, yang sebelumnya berjuang keras untuk kita bersama. Jika ditemukan kecocokan untuk berpasangan dengan kandidat lain, dalam membangun daerah, pastilah kita sanggupi. Amanah dan dukungan penuh ribuan pendukung selama ini, harus terus dilanjutkan dan diperjuangkan," tegasnya.
Meski begitu, Hendra Saputra dan Mahyuzil Rahmat memberikan sejumlah catatan terhadap keinginan tokoh lain untuk "bergabung". Di antaranya harus memiliki misi yang sama, yakni sama-sama memperjuangkan kemaslahatan dan memelihara agama, menegakan kebenaran dan mengedepankan kebaikan, serta kesejahteraan masyarakat. Hendra juga menggaris bawahi, bahwa keinginan "bergabung maupun "pinangan" tersebut harus tanpa mahar atau embel-embel materi.
"Pastinya, saya siap berkontribusi untuk kemajuan Kabupaten Solok. Apapun jalannya, asal diridhai Allah dan jalan yang benar, saya siap," tegasnya.
Lalu, kemana arah dukungan RaMah di Pilkada Kabupaten Solok 2020? Ada empat pasangan yang telah dinyatakan lolos oleh KPU Kabupaten Solok. Yakni Nofi Candra-Yulfadri Nurdin yang diusung Partai NasDem dan PPP, Epyardi Asda-Jon Firman Pandu yang diusung PAN dan Gerindra, Desra Ediwan-Adli yang diusung Golkar dan PKS, serta Iriadi Dt Tumanggung-Agus Syahdeman yang diusung Demokrat, PDIP dan Hanura. Mari kita simak peluangnya masing-masing.
Nofi Candra-Yulfadri Nurdin
Pasangan ini berada di pole position (terdepan) yang bakal meminang Hendra Saputra-Mahyuzil. Selain faktor persamaan konsep, Cawabup Yulfadri Nurdin, sebelummya sempat berniat maju sebagai calon dari jalur independen. Dan, pasangannya adalah, Hendra Saputra! Faktor Nofi Candra yang terkenal ramah dengan siapa saja, semakin menguatkan bahwa pasangan Ramah akan segera merapat ke NC-Yul. Ditambah lagi, beredarnya sejumlah foto-foto pertemuan Nofi Candra dan Yulfadri Nurdin dengan Hendra Saputra dan Mahyuzil Rahmat. Bahkan, NC-Yul juga sudah menemui ulama panutan dari Pondok Pesantren Rabbani, Tuanku Ali Hanafiah.
Epyardi Asda-Jon Firman Pandu
Kedekatan Epyardi Asda dan Jon Firman Pandu dengan Hendra Saputra dan Mahyuzil Rahmat, sebenarnya sudah terjalin lama. Meski hal itu disebabkan karena kedekatan Yulfadri Nurdin. Visi misi Epyardi yang ingin membawa pembaharuan di Kabupaten Solok, sejalan dengan visi misi Hendra Saputra-Mahyuzil Rahmat. Bukan tidak mungkin, Hendra Saputra-Mahyuzil Rahmat bakal dipinang Epyardi Asda-Jon Firman Pandu. Apalagi, Jon Firman Pandu merupakan salah satu sosok anak muda, seperti halnya Hendra Saputra-Mahyuzil Rahmat.
Desra Ediwan Anantanur-Adli
Pasangan ini merupakan paduan Golkar dan PKS yang diidetikkan dengan pasangan nasional dan religius. Sosok Adli sebagai kader PKS, sangat lekat dengan sosok Hendra Saputra-Mahyuzil Rahmat yang akrab dengan sapaan "Buya". Basis massa PKS yang juga memiliki irisan dengan basis massa religi di PKS, bakal menjadi alasan kuat dukungan ke Desra-Adli.
Iriadi Dt Tumanggung-Agus Syahdeman
Pasangan yang memiliki massa kuat di bagian tengah Kabupaten Solok ini, memiliki peluang sangat besar mendapatkan dukungan dari Hendra Saputra dan Mahyuzil Rahmat. Ibarat pepatah Minang, "Rasok Aia ka Aie, Rasok Minyak ka Minyak", Iriadi dan Agus Syahdeman memiliki kedekatan yang paling kuat ke Hendra-Mahyuzil. Pasalnya, Hendra Saputra adalah PNS di Kota Solok, sama seperti Iriadi yang juga seorang birokrat. Agus Syahdeman satu kampung dengan Mahyuzil di Talang. Tentu saja, faktor kedekatan profesi dan kedaerahan ini, bakal menjadi alasan kuat bagi Iriadi Dt Tumanggung dan Agus Syahdeman mendapatkan dukungan dari Hendra Saputra dan Mahyuzil Rahmat. (rijal islamy)
Post a Comment