Istri DPO yang Ditembak Polisi di Sumbar, Tegaskan Suaminya Tidak Melawan Saat Ditangkap
SOLSEL - Istri DC, DPO yang ditembak mati oleh polisi di Sungai Pagu, Solok Selatan, Sumbar, Mherye Fhitriananda (35) membuat pernyataan mengejutkan. Mherye membantah almarhum suaminya menyerang polisi dengan senjata tajam saat diamankan. Menurutnya, DC saat diamankan sudah menyerah dan dalam kondisi berlutut. Pengakuan tersebut, diungkapkan Mherye melalui kuasa hukumnya, Guntur Abdurrahman dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pergerakan Indonesia."DC ditembak polisi tepat di depan istri dan anaknya yang masih berumur 4 tahun. Istri DC yang histeris mendapati suaminya sudah terkapar, namun sempat merekam beberapa video sesaat setelah kejadian itu. Istri DC memastikan tidak terdapat luka sama sekali pada tubuh polisi yang menembak DC. Tidak ada luka pada tubuh orang yang menembak, itu hasil investigasi kita, kita bisa pertanggungjawabkan itu," tegas Guntur.
Guntur mengungkapkan, penembakan DC terjadi di lingkungan rumahnya di Kampung Palak, Nagari Pasir Talang Selatan, Kecamatan Sungai Pagu, Kabupaten Solok Selatan. Saat itu, polisi datang dan akan menangkap DC yang disebut DPO. Saat penangkapan, kata Abdurrahman, berdasaran kesaksian istri DC, suaminya sudah menyerahkan diri ke polisi yang saat itu telah mengepung rumahnya. Namun, DC yang telah mengangkat tangan dan mengambil posisi berlutut, tiba-tiba ditembak tepat di kepala bagian belakang hingga tembus ke pipi.
"Ada orang yang datang ke rumahnya (rumah DC) rombongan, orang yang datang itu masuk rumah dan memburu DC. Ketika itu istrinya histeris dan mengejar ke belakang. Di belakang istrinya melihat suaminya dalam keadaan menyerah kepada aparat, ‘ampun pak’, dengan posisi berlutut," ungkap Guntur.
Guntur menambahkan, dari kesaksian istri DC, setelah penembakan DC, polisi baru melakukan penembakan sebanyak empat kali ke arah atas dan kemudian DC dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah Solok Selatan.
"Ditembak dulu (DC) baru ada tembakan ke atas, seperti tembakan peringatan," tambah Guntur.
Polda Sumbar kemudian melakukan investigasi apakah penangkapan DC sudah memenuhi standar operasional prosedur (SOP) atau tidak. Tim dari Dit Propam Polda Sumbar sudah berada di lokasi sejak Rabu (27/1/2021) malam.
"Kami sudah turunkan tim untuk usut kasus ini, apakah ada kesalahan prosedur atau tidak. Tim kami masih di lapangan," ujar Kabid Humas Polda Sumbar, KBP Satake Bayu Setianto.
Sementara itu, Kapolres Solok Selatan, AKBP Tedy Purnanto mengatakan, salah seorang petugas polisi yang menangkap DC mendapat luka tusuk pada bagian tangan dan luka sayat pada bagian tubuh lain akibat serangan DC.
Sebelumnya, sekira 200-an massa menyerang Kantor Kepolisian Sektor (Polsek) Sungai Pagu di Kabupaten Solok Selatan, Sumbar, Rabu (27/1/2021). Mereka melempari kantor polisi itu hingga sejumlah kacanya pecah. Aksi massa tersebut bertepatan dengan hari pelantikan Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta.
Aksi anarkis massa, dipicu ketidaksenangan atas tewasnya salah seorang tersangka kasus perjudian yang ditangkap jajaran Polres Solok Selatan.
Kapolres Solok Selatan AKBP Tedy Purnanto menyatakan, massa melempari Polsek Sungai Pagu sekira pukul 14.00 WIB, Rabu (27/1/2021).
"Massa datangi Mapolsek lantaran marah karena salah satu tersangka meninggal saat penangkapan," katanya.
Tersangka yang tewas itu beriniasil DC. Dia diduga telah lama menjadi buronan dan masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) kasus perjudian. Namun ketika ditangkap, tersangka DC diduga melakukan perlawanan keras. Bahkan, kata AKBP Tedy, seorang personel luka terkena sabetan golok.
"Atas dasar itu, polisi terpaksa memberikan tindakan tegas. Tersangka kena (tembak) di bagian kepala. Tersangka meninggal dunia," tuturnya.
Polda Sumbar Kerahkan Brimob
Polda Sumbar mengerahkan personel Brigade Mobil (Brimob) ke Solok Selatan untuk mengamankan kantor Polsek Sungai Pagu yang baru saja diserang massa. Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto, S.IK, menyatakan personel Brimob yang dikerahkan mencapai 100 orang atau satu Satuan Setingkat Kompi (SSK). Menurut Satake, dari laporan Polres Solok Selatan, selain penyerangan kantor Polsek Sungai Pagu, massa juga melakukan pemblokiran jalan.
"Sebanyak 1 SSK untuk melakukan pengamanan karena massa juga melakukan pemblokiran jalan. Tapi jalan yang mananya kami belum tahu pasti," ujarnya. (*/PN-001)
Post a Comment