PMI Kota Solok Distribusikan Bantuan Banjir Dari PMI Sumbar
SOLOK - Palang Merah Indonesia Kota Solok mendistribusikan berbagai paket bantuan yang berasal dari PMI Provinsi Sumatera Barat bersama Kepala Bidang kualitas hidup perempuan pada Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Solok,Yusnel Faroza, S.ST, MARS dan Kasi Pengarusutamaan Gender, Vera Ervina, SE. Bantuan diperuntukan bagi masyarakat terkena banjir tersebut berupa kebutuhan dasar bagi korban banjir dan diserahkan melalui masing – masing kelurahan yang terkena bencana. Jumat (15/1/2021).Wakil Ketua Bidang Penanggulangan Bencana PMI Kota Solok, Nasril In Dt Malintang Sutan.SH yang didampingi oleh Sekretaris PMI Kota Solok, Ronni D Daniel, menjelaskan bahwa bantuan ini merupakan sebagai bentuk kepedulian Palang Merah Indonesia terhadap warga terdampak korban banjir di Kota Solok. Bantuan yang diserahkan berupa hygienis hit sebanyak 20 paket, baskom 20 pcs, baju baru dewasa 150 pcs, familly tend 8 unit, terpal 40 pcs, paket sekolah 20 paket, handuk 400 pcs, kain sarung 220, piring plastik 200 pcs, gelas plastik 200 pcs.
"Bantuan ini kita serahkan langsung ke posko-posko siaga banjir yang ada di masing-masing kelurahan yang terkena banjir. Alhamdulillah sudah diterima langsung oleh lurah terkait," ungkap Nasril In.
Kepala Bidang kualitas hidup perempuan pada Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Solok, Yusnel Faroza, S.ST, MARS bersama Kasi Pengarusutamaan Gender, Vera Ervina, SE menjelaskan, permasalahan gender menjadi salah satu permasalahan yang muncul pada saat bencana. Masyarakat perempuan seringkali dianggap sebagai masyarakat yang lemah sehingga, peran perempuan saat situasi pra, saat dan pasca bencana sangatlah minim. Kondisi kerentanan bencana semakin diperparah pada saat pasca bencana.
"Perempuan korban bencana seringkali belum mendapatkan perhatian khusus di lokasi pengungsian. Hal tersebut dikarenakan peran perempuan dalam kondisi pasca bencana masih sangat minim. Keterlibatan perempuan seringkali hanya pada tahap pengelolaan bahan makanan selain itu, perempuan yang terlibat seringkali bukan merupakan perempuan korban bencana melainkan relawan," ujarnya.
Menurutnya, perempuan dapat melakukan pemberdayaan masyarakat dalam bencana karena keterampilan dan kapasitas perempuan pada saat melakukan kegiatan domestik di rumah (menjaga anak, mencuci, membersihkan rumah, dll).
"Berdasarkan kondisi yang ada di Kota Solok, perlu adanya sosialisasi dan edukasi mengenai pentingnya strategi Pengarusutamaan Gender dalam bencana, khususnya pasca bencana," ungkapnya.
Lebih lanjut, Roza mengungkapkan sosialisasi dan edukasi untuk memperkuat strategi Pengarusutamaan Gender saat situasi pasca bencana dilakukan dengan pemberian materi mengenai pemulihan trauma/trauma healing akibat bencana.
"Perempuan memiliki kemampuan sebagai caregivers yang lebih baik jika dibandingkan dengan laki-laki oleh sebab itu, pemberdayaan perempuan saat situasi pasca bencana menjadi aspek yang perlu diperhatikan dalam siklus penanggulangan bencana," ungkap Roza. (PN-001)
Post a Comment