Pabrik Aqua Solok Laksanakan Kick Off CSR 2021
SOLOK - Kepala CSR PT Tirta Investama, Jon Betric didampingi Humas PT Tirta Investama Pabrik Solok atau Stakeholder Relation PT TIV Solok Azra'i, tahun ini kick off Program CSR PT Tirta Investama pabrik Solok sudah dilakukan pada hari Kamis 20 Mei 2021. Kick off dilakukan secara virtual yang dihadiri oleh segenap pihak terkait seperti Balitbang, DLHK, Dinas Pertanian dan Perkebungan kabupaten Solok dan wali nagari Batang Barus.Adapun tujuan dari kick off ini sekaligus untuk mensosialisasikan program-program CSR PT TIV kepada stakeholder serta meminta masukan agar kegiatan bisa terlaksana dengan baik dan sejalan dengan program pemerintah. Program CSR PT Tirta Investama pabrik Solok tahun 2021 meliputi agrikultur, pengembangan ekonomi masyarakat, pengelolaan sampah, konservasi dan pengembangan program Kehati.
"Program-program tersebut merupakan program lanjutan yang sudah dilakukan pada tahun sebelumnya namun perlu dilakukan secara berkelanjutan agar program bisa terukur dan bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat," papar Jon Betric.
Dalam kesempatan tersebut wali nagari Batang Barus menyambut baik dengan program-program CSR PT Tirta Investama Pabrik Solok yang akan dilaksanakan tahun 2021 yang mana sebagian program sudah dimulai di awal Ramadhan 1442 H. Program tersebut akan dijadikan pilot project oleh pemerintah nagari sebagai Nagari Sehat.
"Program Agriculture dan Ecodev yang sudah dilakukan tahun sebelumnya pada tahun ini akan tetap dilanjutkan secara kontinyu agar terjadi merobah kondisi dan terkstur tanah yang selama ini sudah terkontaminasi dengan pertisida kimia," terang Jon Betric.
Disebutkannya, untuk mengbah kondisi tanah yang sudah terkontaminasi dengan pestisida kimia butuh bertahun-tahun untuk memulihkannya. Paling tidak hasil dari domplot penanaman padi dan sayuran secara organic sudah menghasilkan produksi yang lebih sehat.
Dari 5 kelompok tani yang didampingi di nagari Batang Barus salah satunya khusus budidaya stroberi. Demplot penanaman padi, sayuran dan pemeliharaan ikan menjadi kegiatan yang dikembangkan oleh masyarakatdampingan di Kelok Batuang.
Diharapkan dari hasil kegiatan ini masyarakat bisa memperoleh tambahan pendapatan mereka. Selain itu kelompok dampingan didorong untuk mengembangkan budidaya galo-galo yang sebelumnya sudah diujicobakan sebanyak 4 koloni.
"Program pengelolaan sampah yang masih terbilang baru dilaksanakan namun pada tahun sebelumnya juga sudah mulai disosialisasikan dan pembentukan kelompok pengelola sampah," sambung Jon Betric.
Target program ini antara lain masyarakat dan anak-anak sekolah teredukasi bagaimana mengelola sampah mulai dari rumah, sekolah dan dilokasi-lokasi lainnya. Pemilahan dan pemanfaatkan sampah 3R sangat penting dilakukan baik untuk kesehatan juga bisa menambah pendapatan ekonomi. Setidaknya ada 1 bank sampah yang terbentuk di nagari Batang Barus atau PTS 3R sehingga sampah-sampah yang berserakan dan benilai ekonomis bisa ditampung di bank sampah.
Paling sedikit 15 ton sampah plastic akan terkumpul sampai akhir tahun 2021 ini.
Untuk memenuhi target ini program CSR PT Tirta Investama pabrik Solok selain membentuk bank sampah juga akan mendorong kemitraan dengan pengepul yang ada di kabupaten Solok. Dari sisi pemerintahan nagari, wali nagari Batang Barus mengaku sudah mempersiapkan draf kebijakan terkait pengelolaan sampah yang bisa dibahas secara bersama dan diberlakukan.
Menurut Jon Betric, Program Konservasi dan Kehati yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2014 yang lalu, mulai dari penanaman jenis buah-buahan seperti alpukat, manggis, durian, jeruk dan manga sudah banyak ditanam di lahan masyarakat.
Namun sejak tahun 2018 yang lalu jenis tanaman yang banyak ditanam adalah kopi arabika serta beberapa pohon buah sebagai naungannya. Sebagian masyarakat sudah bisa memanen buahnya seperti alpukat dan jeruk.
Dari 2 kelompok masyarakat yang disebut dengan kelompok konservasi sampai saat ini sudah menanam 12.800 batang kopi. Rata-rata kopi yang tertanam sebanyak 5.000 batang setiap tahunnya. Pada tahun ini tersedia dari 5 lokasi pembibitan ada 38.000 bibit kopi yang tahun ini akan ditanam. Selain memperluas daerah resapan air hujan juga memanfaatkan lahan masyarakat yang selama ini tidak dikelola. Dalam budidaya kopi ini berbasisi konservasi air juga akan dibangun sumur resapan, rorak dan lubang biopori. Sehingga daya resapan air hujan sebankin banyak dan bisa mengurangi laju run off. (PN-001)
Post a Comment