Soliditas Golkar Kota Solok Dipertanyakan, Pengurus Dukung Rival di Pemilihan Ketua KONI Kota Solok
SOLOK - Soliditas di tubuh Partai Golkar Kota Solok dipertanyakan jelang Musyawarah Olahraga Kota (Musyorkot) KONI Kota Solok, Senin (13/12/2021). Hal ini setelah salah satu kadernya di Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG), Orie Yulindo, maju di bursa Calon Ketua KONI Kota Solok periode 2021-2025. Namun, sejumlah pengurus dan kader Partai Golkar, justru mendukung Rudi Horizon, yang akan menjadi rival Orie Yulindo.Dari daftar dukungan terhadap kandidat, terdapat sejumlah cabang olahraga (Cabor) yang "dikomandani" oleh kader-kader dan pengurus DPD Partai Golkar Kota Solok. Di antaranya, Cabor Kempo (Perkemi) yang diketuai Wakil Walikota Solok Dr. Ramadhani Kirana Putra, SE, MM, Cabor Tarung Derajat (Kodrat) yang diketuai oleh mantan Ketua DPRD Yutris Can, SE, Cabor Panahan (Perpani) yang dipimpin Anggota DPRD Andi Marianto, Cabor Pencak Silat (IPSI), serta sejumlah Cabor pemilik hak suara di Musyorkot KONI Kota Solok lainnya. Bahkan, salah satu petinggi DPD Partai Golkar Kota Solok, ikut mengantarkan Rudi Horizon mendaftar sebagai Calon Ketua KONI Kota Solok.
Meski organisasi KONI di seluruh tingkatan, secara jelas, dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, tidak berafiliasi dengan politik, namun secara etika dan persaudaraan di tubuh organisasi partai, seyogyanya sesama kader akan saling mendukung. Apalagi, KONI adalah organisasi yang sangat besar.
Mantan Kepala Sekretariat KONI Kota Solok 2005-2013, Jhon Riki, sangat menyayangkan sikap para petinggi politik di Kota Solok, terutama di tubuh Partai Golkar Kota Solok. Mantan aktivis Kota Solok tersebut, sebagai partai besar dan partai berpengalaman, Partai Golkar seharusnya memiliki sikap dan tidak terseret ke pusaran permainan para pelaku politik Kota Solok.
"Tentu, sangat patut dipertanyakan tentang soliditas di kepengurusan DPD Partai Golkar Kota Solok. Ada kadernya yang maju di ranah pengabdian bidang olahraga. Seorang Orie Yulindo, kader AMPG, sebagai tunas baru, berusaha dipangkas beramai-ramai. Bahkan, kader-kader Golkar sendiri ikut serta," ujarnya.
Jhon Riki juga menyesalkan adanya pengaburan opini dan upaya pembenaran yang dilakukan para pelaku politik, dengan bahasa "pengalaman", sehingga melegitimasi pilihannya terhadap kandidat lain. Menurutnya, jika berbicara pengalaman, masih banyak orang di Kota Solok yang berpengalaman mengurus olahraga dan telah menorehkan prestasi di olahraga Kota Solok. Seperti kepengurusan KONI Kota Solok saat ini dan pengurus sebelumnya, termasuk dirinya yang pernah 8 tahun di Sekretariat KONI Kota Solok.
"Partai Golkar adalah partai besar di Kota Solok. Sebagai partai dewasa yang berpengalaman, tentu Partai Golkar memiliki sikap sendiri dan tidak terpengaruh pada pusaran intrik yang dilakukan aktor-aktor politik dari kekuatan politik lain. Bahasa "pengalaman" yang dijadikan senjata untuk melegitimasi tidak didukungnya Orie Yulindo, adalah upaya untuk memangkas tunas-tunas baru di Kota Solok. Padahal, itu adalah tugas dari para seniornya untuk mendampingi dan mengawal Orie Yulindo. Sebab, roda organisasi dan manajerial KONI tidak dilakukan oleh satu orang, tapi sebuah tim yang kuat dan saling melengkapi," tegasnya.
Jhon Riki mengaku heran dengan tampilnya para "orang-orang politik" yang dengan terang-terangan "pasang badan" di kontestasi pemilihan Ketua KONI Kota Solok 2021-2025. Bahkan, dengan bahasa "politik itu dinamis", sejumlah kekuatan politik yang berseberangan justru bersatu untuk sebuah kepentingan. Jhon Riki mengharapkan ada elemen dan tokoh-tokoh Kota Solok yang mau "turun tangan" terhadap fenomena dan kondisi saat ini. Seperti mantan Wako Irzal Ilyas, mantan Wawako Reinier, Ketua KONI Kota Solok 2013-2017 Andri Marant, termasuk mantan Ketua DPD Partai Golkar dan Ketua DPRD Kota Solok Yutris Can.
"Salam hormat saya ke Kakanda Yutris Can, yang setelah kalah suara di Pilkada 2020, memilih menepi dari hingar-bingar politik Kota Solok. Kami menghargai sikap dan pilihan beliau. Tapi, jika beliau berkenan, termasuk juga tokoh-tokoh Kota Solok lainnya, agar mau "turun tangan" melihat kondisi saat ini," harapnya.
Di sisi lain, salah satu petinggi Parpol yang juga petinggi Cabor pemilik hak suara di Musyorkot KONI Kota Solok, mengaku enggan berkomentar banyak terkait hal ini. Menurutnya, secara keorganisasian KONI, tidak memiliki afiliasi dengan politik. Hal itu menurutnya tertuang jelas dalam AD/ART KONI. "Keberpihakan" sejumlah politisi terhadap salah satu calon Ketua KONI Kota Solok, menurutnya adalah pilihan secara individu yang tak ada kaitannya dengan ranah politik.
"Secara keorganisasian, KONI tidak ada afiliasi dengan dunia politik. Jika ada yang bersikap atau berpihak, itu adalah sikap dan pilihan secara individu (pribadi). Tidak ada larangan untuk itu dan tidak ada aturan yang dilanggar," ujar petinggi Parpol yang minta namanya tidak diekspos.
Sementara itu, Ketua DPD I Partai Golkar Sumbar Khairunas, S.IP, M.Si, Ketua DPD II Partai Golkar Kota Solok Nurnisma, SH, hingga berita ini diturunkan belum memberikan komentar. Demikian juga dengan mantan Wabup Solok yang juga Sekretaris DPD I Partai Golkar Sumbar, Drs. Desra Ediwan Anantanur, MM.
KONI Kota Solok Gelar Musyorkot
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Solok, Sumbar, akan mengadakan Musyawarah Olahraga Kota (Musorkot) untuk memilih Ketua KONI Kota Solok periode 2021-2025, Senin (13/12/2021).
Ketua Tim Penjaringan dan Penyaringan (TPP), Roni Kurniawan, didampingi Ketua Steering Commitee (SC) sekaligus Sekretaris KONI Kota Solok, Oktavianus Dt Rajo Alam, SH, mengatakan dua kandidat sudah diverifikasi dan dipastikan maju di Musyorkot 13 Desember 2021. Dua nama tersebut adalah Sekum Perbasi Kota Solok Orie Yulindo dan Mantan Ketua KONI Kabupaten Solok Rudi Horizon.
Ketua SC yang juga Sekretaris KONI Kota Solok Oktavianus Dt Rajo Alam menegaskan, kriteria calon Ketua KONI Kota Solok antara lain, berusia sekurang kurangnya 30 Tahun yang dibuktikan dengan identitas KTP serta berpendidikan minimal SLTA atau sederajat. Kemudian mempunyai kemampuan manajerial, pengabdian dan waktu yang cukup untuk mengelola organisasi keolahragaan dan tidak terkait dengan jabatan struktural serta jabatan publik TNI, Polri sesuai dengan UU.RI No.3 Tahun 2005 dan pasal 56 Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007.
Lalu, bakal calon konsekuen dan konsisten melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) KONI, serta mampu menjadi pengayom dan pemersatu semua unsur masyarakat olahraga. Bakal Calon Ketua KONI juga mempunyai visi yang luas dalam membina olahraga prestasi, mampu menjalin kerjasama dengan badan-badan usaha dan instansi terkait untuk menunjang pembinaan olahraga prestasi, mampu menggalang kerjasama dengan badan-badan keolahragaan tingkat regional dan nasional.
Sedangkan persyaratan bakal calon Ketua Umum KONI Kota Solok, antara lain memenuhi kriteria sebagai Ketua Umum KONI sebagaimana tersebut di atas, Warga Negara Indonesia dan bukan pejabat publik. Lalu, kesanggupan mematuhi, mentaati dan menjalankan AD dan ART KONI, serta tidak sedang menjalani proses pidana (hukum).
Persyaratan lain, dalam keadaan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter, pernyataan bebas dari Narkoba, menyampaikan riwayat hidup singkat khususnya yang terkait dengan pekerjaan, organisasi dan pendidikan. (PN-001)
Post a Comment