Wamentan Apresiasi Pabrik Pengolahan Porang Pertama di Sumatera, di Nagari Saok Laweh Solok
SOLOK - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan RI) Harvick Hasnul Qolbi, mengapresiasi berdirinya pabrik pengolahan tanaman porang pertama di Pulau Sumatera di Nagari Saok Laweh, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Sumbar. Menurut Harvick, keberadaan pabrik tersebut, membuka begitu banyak peluang bagi masyarakat petani untuk melakukan budidaya porang lebih serius lagi. Sebab, sudah ada pabrik yang menampung produk porang petani. Harvick bahkan akan melaporkan hal ini ke Presiden RI Joko Widodo, agar pemerintah bisa memberikan dukungan dan fasilitasi terhadap pabrik pertama di Sumatera tersebut.Hal itu ditegaskan Harvick saat melakukan kunjungan kerja ke pabrik PT Pancadarma Bumi Solokindo (PBS) di Nagari Saok Laweh, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Senin (29/11/2021). Harvick mengatakan, tanaman porang saat ini menjadi salah satu komoditas pertanian yang diminta Presiden Joko Widodo untuk dikembangkan secara serius. Tidak hanya memproduksi, tapi lebih bagaimana mengembangkan produk hilirisasinya sehingga mampu menjawab keinginan rakyat Indonesia soal kemandirian dan ketahanan pangan.
"Bapak Presiden menginginkan tanaman porang bukan hanya sampai diproduksi mentah, tapi lebih kehilirisasi. Dalam dimensi ini, saya atas nama pemerintah sangat mengapresiasi PT PBS sebagai korporasi swasta yang pertama di Sumatera Barat, bahkan baru hanya ada satu di Sumatera yang berani berinvestasi membangun pabrik porang di Nagari Saok Laweh, Kabupaten Solok ini. Saya akan sampaikan ke Pak Presiden bahwa di Solok sudah berdiri pabrik porang," tutur Harvick Hasnul Qolbi.
Begitu seriusnya Presiden, lanjut Harvick, Pemerintah Pusat melalui APBN akan menaikkan anggaran untuk membantu petani dalam membudidayakan porang sebagai industri pertanian strategis. Karena di tahun sebelumnya dianggarkan sangat kecil, pada tahun anggaran 2022 mendatang akan dinaikkan baik melalui APBN, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota sesuai harapan masyarakat petani.
"Masyarakat dan rekan-media boleh menagih ini dengan menyampaikannya kepada kami. Ini penting sekali karena challenge seperti ini yang diharapkan Bapak Presiden. Prinsipnya, bantuan harus tepat sasaran kepada masyarakat petani porang. Insyaallah, dan percayalah pemerintah tak akan pernah berpikir mengecewakan masyarakatnya," ujar Harvick meyakinkan.
Komisaris Utama PT PBS Darmansyah mengungkapkan, pendirian pabrik pengolahan porang ini, berawal dari pesatnya pertumbuhan budidaya porang sebagai tumbuhan primadona dan bernilai jual dengan keuntungan signifikan. Menurut Darmansyah, ternyata tanaman ini berdasarkan survei banyak tumbuh alami Sumatera Barat, terutama di hutan wilayah Kabupaten Sijunjung dan Kabupaten Solok. Potensi ini kemudian berkembang dan PT Porang Bumi Sumatera (PBS) sebagai bagian dari PBS Group, melakukan budidaya 1 juta polibek bibit asal Kabupaten Sijunjung dan Kabupaten Solok. Bibit kualitas unggul ini, telah dikembangkan hingga 3 fase tumbuh kembang.
"PT Pancadarma Bumi Solokindo bergerak di pengolahan umbi porang. Sementara, PT Porang Bumi Sumatera bergerak di bidang penyedian bibit dan bahan baku porang," ujarnya.
Direktur PT PBS yang juga Direktur di PT Porang Bumi Sejahtera Tambili Oktavian menyatakan, mesin oven dan peracikan porang yang diresmikan Wamentan Harvick berkapasitas 6 ton per shift dengan durasi 5 jam. Sehingga dapat menyerap sekitar 1.800 ton pertahun.
"Kami tidak hanya mengolah chips tapi juga penyediaan bibit unggul dan bersertifikasi yang siap dijual ke masyarakat petani. Khusus untuk bahan baku porang pabrik, kami juga sudah menjalin kerjasama dengan pemasok dari Lubuk Linggau, Jambi, Lampung, dan bebera daerah lainnya. Dan ini peluang juga bagi bagi petani porang di Sumatera Barat yang produksinya ingin dijual ke perusahaan kami," sebut Tambili.
Kehadiran Wamentan Harvick dalam peresmian pabrik porang tersebut tak terlepas dari lobi-lobi dan komunikasi yang dimainkan salahsatu Komisaris PT PBS M Hidayat, yang juga Anggota DPRD Kabupaten Solok dari Partai NasDem. Hidayat memiliki kedekatan emosional dengan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo, yang ikut mendukung budidaya porang di Sumatera Barat.
Tanaman porang, merupakan komoditas yang menjanjikan dan memiliki potensi pengembangan cukup besar dengan memberi nilai tambah bagi petani karena porang mampu dikembangkan menjadi produk hilirisasi berupa bahan kosmetik, beras porang, dan berbagai varian makanan lainnya. (PN-001)
Semoga PT.PBS.saok Laweh Solok semakin maju, membuat petani Porang sumatera Barat tambah semangat dalam menanam Budi daya Porang.
ReplyDelete