Wabup Solok Jon F Pandu: Bupati Zalim Kepada Saya, Tidak Masalah! Saya Siap "Fight"
Wawancara Khusus dengan Wakil Bupati Solok Jon Firman Pandu"OPD, Camat, Walinagari, Takut Berfoto dengan Wakil Bupati"
Wakil Bupati Solok Jon Firman Pandu, SH, menegaskan dirinya siap "fight" terhadap kezaliman yang dilakukan Bupati Solok Capt. Epyardi Asda, M.Mar. Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Solok tersebut menyatakan kondisi di Kabupaten Solok sudah sangat miris. Bahkan, menurut JFP, saat ini OPD-OPD Pemkab Solok, Camat, Walinagari, hingga Walijorong takut berfoto dengan Wakil Bupati Solok.
Mari, ikuti wawancara khusus dengan Jon Firman Pandu yang dikutip dan diolah dari berbagai sumber:
Mengapa melakukan perlawanan ke Bupati Solok?
Mungkin ini suatu perjalanan, yang mungkin harus berjalan seperti ini. Miris melihat situasi kita seperti ini. Bagi saya secara pribadi, Bupati zalim kepada saya, tidak ada persoalan. Dengan kejadian-kejadian selama ini, para OPD, sampai tingkatan terendah, dari kecamatan, nagari, hingga jorong, takut berfoto dengan Wakil Bupati. Sampai segitunya. Inilah pemerintahan kita (Kabupaten Solok) saat ini. Bahkan, Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Solok, Deni Prihatni, ST, MT, yang kini menjadi Kadis Perumahan dan Permukiman, dengan "berani" menyatakan bahwa saya ini "nyeleneh". Mungkin beliau merasa atasannya hanya bupati, sedangkan wakil bupati tidak.
Benarkah sudah 9 bulan tidak komunikasi dan koordinasi dengan Bupati Solok?
Benar, sudah sembilan bulan ini saya tidak ada komunikasi sama sekali dengan bupati. Apalagi berkoordinasi. Ya, karena dinamika yang berkembang selama ini. Tapi ini tidak menyurutkan niat atau keinginan untuk terus menyambangi masyarakat Kabupaten Solok, menampung aspirasi mereka. Karena ini tanggung jawab kita. Tapi, dari aspirasi itu, keputusan tetap tergantung Bupati Solok. Dari setiap pertemuan dengan masyarakat, saya senantiasa meminta bersabar dan tetap berdoa agar situasi dan kondisi ini segera berakhir.
Darimana asal dan bagaimana konflik berawal?
Saya tidak tak tahu persis. Tapi, sejak dilantik pada 26 April 2021, komunikasi saya dengan beliau hanya sekira tiga bulan pertama. Setelah itu, kita sama-sama tahu, bahwa ada konflik di DPRD Kabupaten Solok, terkait kader Gerindra Dodi Hendra yang dimosi tak percaya oleh sejumlah Anggota DPRD. Sebagai Ketua DPC Gerindra Kabupaten Solok, saya tegaskan bahwa saya tegak lurus membela kader Gerindra. Sejak itulah komunikasi saya dengan beliau terputus.
Adakah komitmen yang dilanggar, sehingga menyebabkan konflik?
Bicara komitmen, ataupun kontrak politik, sama sekali tidak ada. Karena percuma bicara kontrak politik. Komitmen dan kontrak politik yang ditandatangani di atas materai dan di depan notaris sekalipun, juga tidak menyelesaikan persoalan.
Terkait pemerintahan, (dari awal) saya serahkan bulat-bulat ke beliau (Epyardi Asda). Saya ingin bagaimana Solok ini berubah menjdi lebih baik. Karena itu, saya tidak bicara kontrak politik. Untuk komposisi SKPD (OPD) saya serahkan sepenuhnya kepada beliau, siapa yang mau diangkat. Saya tegaskan ke beliau, orang-orang beliau, adalah orang-orang saya juga. Demikian juga dengan APBD Kabupaten Solok. Saya katakan ke beliau, silakan bapak atur. Karena prinsipnya, kita ingin membangun daerah, membangun masyarakat.
Ada anggapan dan selentingan, bahwa Epyardi Asda berjuang sendiri mendapatkan suara di Pilkada 2020.
Saya juga mendengar hal itu. Oke-oke saja beliau bicara seperti itu, sebagai alasan bahwa beliau orang berduit, bagak, atau berkuasa. Tapi ingat, konstitusi kita sangat jelas mengatakan bahwa untuk maju di Pilkada, adalah pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati. Mengapa tidak beliau sendiri saja yang maju di Pilkada, atau berpasangan dengan istri beliau. Apalagi, di berbagai kesempatan, beliau seringkali mengatakan bahwa beliau adalah pembuat undang-undang.
Kedua, saya ingin mengingatkan kembali bahwa hasil Pilkada Kabupaten Solok, selisih suara Epyardi Asda-Jon Firman Pandu dengan pasangan peraih suara terbanyak kedua Nofi Candra-Yulfadri Nurdin hanya 814 suara atau 0,4 persen. Jika beliau mengatakan hanya berusaha sendiri di Pilkada, saya ingin mengatakan bahwa 814 suara yang menjadi selisih itu, adalah suara saya.
Catatan: Dalam rekapitulasi yang dilakukan KPU Kabupaten Solok, di Gedung Solok Nan Indah, Arosuka, Kamis (17/12) pasangan nomor urut 2 Epyardi Asda - Jon Firman Pandu meraih suara 59.625 suara. Asda-Pandu unggul 814 suara atau 0,48 persen dari Paslon Nofi Candra-Yulfadri Nurdin yang meraih 58.811 suara. Paslon nomor urut 03, Desra Ediwan Anantanur-Adli memperoleh 28.490 suara. Sementara, Paslon nomor urut 4, Iriadi-Agus Syahdeman yang meraih 22.048 suara.
Tidak ada komunikasi dan koordinasi, agenda apa saja yang dilakukan sendiri?
Agenda saya sangat banyak dan padat. Undangan masyarakat, bahkan serasa tidak cukup-cukup waktu saya untuk turun ke masyarakat. Dengan tidak adanya saya diajak berkomunikasi dan berkoordinasi terkait agenda-agenda daerah, bagi saya tidak menyurutkan langkah untuk saya menyapa masyarakat dan menampung aspirasi mereka. Karena saya disumpah untuk mengayomi masyarakat. Kita akan tetap bergerak, tetap turun ke masyarakat kita.
Kapan konflik ini akan selesai?
Kapan saja bisa selesai. Karena jabatan ini tujuannya mulia, untuk melayani dan mengayomi masyarakat. Tergantun niat kita apa. Kalau niat kita baik, maka hasilnya akan baik. Sebaliknya, jika niat kita tidak baik, hasilnya juga tidak akan baik. Tidak hanya bagi bupati, tapi juga bagi saya. Sebenarnya, tidak ada yang sebaik berkoordinasi dan komunikasi yang baik. Tetapi, semua itu kembali terpulang kepada semua pihak. Terkhusus kepada Bupati Epyardi Asda. Karena keputusan dan kebijakan ada di beliau.
Foto Wakil Bupati tidak ada lagi di agenda-agenda pemerintahan. Apa respons anda?
Bagi saya tak ada persoalan. Apa lah arti sebuah gambar. Diakui atau tidak diakui, bagi saya tidak ada masalah. Tapi, negara dan konstitusi telah mengakui saya sebagai Wakil Bupati hari ini. Untuk itu, karena sudah disumpah dan diberi amanah, saya akan turun terus menjemput aspirasi masyarakat. Dan itu, tidak ada yang bisa melarang dan menghalangi.
Pesan untuk masyarakat Kabupaten Solok?
Saya tetap mengimbau masyarakat untuk menjaga situasi dan kondisi tetap kondusif. Mari kita tinggalkan perbedaan-perbedaan. Bagi masyarakat yang berada di Kabupaten Solok maupun di rantau, mari kita satukan persepsi, pandangan dan tekad kita. Insyaallah, badai ini akan berlalu. (PN-001)
Brafo kawan
ReplyDelete