Realisasi Janji Athari Gauthi "Mendamaikan" Ketegangan Poros Politik di Kota Solok
Kisah Haru dan Ujian Kedewasaan Berpolitik pada Terealisasinya Program 135 Bedah Rumah, 70 Sanimas dan 20 Irigasi P3TGAI di Kota Solok Tahun 2023Realisasi Janji Athari Gauthi Ardi yang "Mendamaikan" Ketegangan Poros Politik Kota Solok
Helatan Pilkada Kota Solok 9 Desember 2020 membuat poros politik di Kota Solok penuh kontraksi (tegangan). Dua poros utama yang melibatkan barisan Zul Elfian Umar dan Yutris Can, disebut-sebut tidak "bertegur sapa" selama lebih dari 2 tahun. Namun, ibarat berkah dan anugerah, ketegangan itu akhirnya mencair oleh Anggota Komisi V DPR RI Athari Gauthi Ardi. Bagaimana bisa?
Laporan RIJAL ISLAMY, Solok
Walikota Solok H. Zul Elfian Umar, SH, M.Si dan Ketua DPD PAN Kota Solok Yutris Can, SE, pernah bersama dan saling menyokong dalam menjalankan pemerintahan di Kota Solok, medio 2009-2020. Keduanya dinilai sebagai sosok kharismatik di tempatnya masing-masing. Zul Elfian di Eksekutif (Pemko Solok) dan Yutris Can di Legislatif (DPRD Kota Solok). Keduanya, disebut-sebut saling "melindungi" dalam kolaborasi menjalankan pemerintahan di Kota Solok.
Namun, kolaborasi keduanya "berpisah jalan" pada kontestasi Pilkada Kota Solok 9 Desember 2020. Keduanya bertarung sengit di helatan Pilkada Kota Solok yang penuh kejutan, intrik dan polemik. Kekuatan figur dua tokoh politik Kota Solok itu, membuat konsentrasi dan psikologi masyarakat terpecah. Fikiran masyarakat menjadi rumit, karena keduanya tampil di kontestasi dengan segmen massa yang sama.
Zul Elfian Umar yang dengan jitu "membajak" Dr. Ramadhani Kirana Putra, SE, MM, yang merupakan kader yang dibawa dan dibesarkan Yutris Can di Partai Golkar, akhirnya tampil sebagai pemenang Pilkada Kota Solok 9 Desember 2020 dengan raihan 12.962 suara. Yutris Can yang menggandeng kompatriotnya di DPRD Kota Solok, Irman Yefri Adang, SH, MH, meraih 9.620 suara. Dua pasangan lainnya, Ismael Koto-Edi Candra meraih 8.476, dan Reinier-Andri Marant memperoleh 5.589 suara.
Zul Elfian merupakan salah satu pamong senior di Pemko Solok yang memulai karier birokrat dari bawah, hingga puncaknya menjabat Asisten 2 (Bidang Ekbang Kesra). Sementara itu, Yutris Can adalah seorang tokoh pemuda Kota Solok yang untuk kali pertama mengikuti Pileg DPRD Kota Solok 9 April 2009. Yutris Can terpilih pada Pileg perdana memakai sistem suara terbanyak. Regulasi saat itu, juga mengantarkan Yutris Can menjadi Ketua DPRD Kota Solok 2009-2014. Karena untuk pertama kali juga regulasi menggariskan bahwa partai peraih suara terbanyak berhak atas jabatan Ketua DPRD, bukan seperti sebelumnya Ketua DPRD dipilih oleh Anggota DPRD. Yutris Can menjadi Ketua DPRD Kota Solok karena Ketua DPD II Partai Golkar saat itu Yoserizal, SH, tidak terpilih.
Pada 2010, Zul Elfian memilih pensiun dini dan maju di Pilkada Kota Solok mendampingi Irzal Ilyas Dt Lawik Basa. Pasangan "Bareh Solok" tersebut, dengan luar biasa "menggulung" Pilkada 2010 dalam satu putaran. Meski saat itu, ada sejarah bagi Kota Solok, karena ada 7 pasang kandidat yang bertarung.
Lima tahun berselang, Zul Elfian merangkul Reinier melawan petahana Irzal Ilyas Dt Lawik Basa yang berpasangan dengan Alfauzi Bote. Satu pasangan lagi adalah Ismael Koto yang berpasangan dengan Ketua DPD PAN Kota Solok Jon Hendra, SH. Dalam prosesnya, Yutris Can sempat berniat maju di Pilkada 2015 berpasangan dengan pensiunan polisi AKBP (Purn) Zaini, SH. Baliho, spanduk dan alat peraga lainnya sudah bertebaran di seantero Kota Solok. Pasangan itu urung maju di Pilkada karena adanya dualisme di DPP Partai Golkar, antara kubu Agung Laksono dan kubu Aburizal Bakrie. Yutris Can-Zaini hanya mendapatkan rekomendasi dari satu kubu saja, sementara dalam aturan KPU Pusat, rekomendasi harus didapatkan dari kedua kubu.
Urung maju, Yutris Can dan Zaini akhirnya "berlabuh" dan menegaskan dukungan penuh ke kubu Zul Elfian-Reinier. Barisan loyalis Yutris Can "merapat" ke ZORO (Zul Elfian Oke, Reinier Oke), termasuk Ramadhani Kirana Putra yang baru terpilih menjadi Anggota DPRD Kota Solok 2014-2019 dari Partai Golkar. Bahkan, Zaini saat itu dipercaya menjadi Ketua Tim Pemenangan ZORO. Besarnya dukungan yang datang dari berbagai elemen tersebut membuat Zul Elfian-Reinier terpilih dengan mulus.
Di Pilkada 9 Desember 2020, Zul Elfian disebut-sebut akan melakukan "balas jasa" dengan "mengarahkan" dukungannya ke Yutris Can yang baru setahun terpilih menjadi Ketua DPRD Kota Solok tiga periode berturut-turut (2009-2014, 2014-2019, 2019-2020). Meski, dalam berbagai kesempatan, Zul Elfian juga memberikan dukungan terhadap kandidat-kandidat lainnya. Apalagi, dalam peringatan 1 tahun kepemimpinannya, pada 24 Februari 2017, Zul Elfian menegaskan dirinya tak akan maju lagi di Pilkada Kota Solok.
"Saya hanya satu periode" menjadi tagline yang populer di masyarakat Kota Solok saat itu.
Memasuki pertengahan tahun 2020 hingga akhir 2020, masyarakat Kota Solok dikejutkan dengan kembali majunya Zul Elfian di kontestasi Pilkada Kota Solok 2020. Saat itu, Zul Elfian yang merupakan Ketua Dewan Pertimbangan DPD NasDem Kota Solok, mengatakan dirinya mendapat perintah langsung dari Ketua DPP NasDem Surya Paloh untuk maju di Pilkada Kota Solok. Untuk "membayar" kata-katanya: "Saya hanya satu periode", Zul Elfian disebut-sebut memberi makan sekira 50-an orang fakir miskin, setelah berkonsultasi dengan sejumlah ulama di Kota Solok.
Turbulensi (guncangan) kontestasi Pilkada Kota Solok 2020 berlanjut dengan "dibajaknya" Dr. Ramadhani Kirana Putra, SE, MM menjadi Cawawako oleh ZIDANE (Zul Elfian Istiqamah, Dhani Amanah Nan Energik). Padahal, Ramadhani yang merupakan Anggota DPRD Kota Solok periode kedua baru saja menjadi Ketua Tim Deklarasi Yutris Can-Irman Yefri Adang. Tidak sampai disitu, DPP Partai Amanat Nasional (PAN) menjadi partai pengusung Zul Elfian-Ramadhani Kirana Putra. Padahal, Irman Yefri Adang adalah kader PAN Kota Solok yang menjadi Anggota DPRD Kota Solok dua periode (2009-2014, 2014-2019). Irman Yefri Adang bahkan sudah memilih tidak ikut Pileg 2019, demi maju di Pilkada 2020. Boris-Adang akhirnya maju dengan diusung Partai Golkar dan Partai Demokrat.
Turbulensi lainnya adalah dicopotnya Ismael Koto sebagai Ketua DPC Partai Gerindra Kota Solok, yang berlanjut dengan beralihnya dukungan Gerindra ke pasangan Reinier-Andri Marant. Padahal, RA (Reinier-Andri Marant) sudah mengantongi dukungan dari PDI Perjuangan, PPP dan PKPI. Ismael Koto yang berpasangan dengan Edi Candra, akhirnya tetap menjadi kontestan Pilkada Kota Solok setelah mendapat dukungan dari Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).
Di hari H (9 Desember 2020), Tim Gakkumdu (Penegakan Hukum Terpadu) yang berisi Bawaslu Kota Solok, Sat Reskrim Polres Solok Kota dan Seksi Pidana Umum Kejari Solok, memeriksa empat orang Tim ZIDANE yang diduga melakukan tindak pidana money politics (politik uang). Mereka "diamankan" ke Kantor Bawaslu Kota Solok sekira pukul 03.00 WIB. Namun, tidak ada keterangan dari Tim Gakkumdu usai peristiwa tersebut. Baik dari Bawaslu, Polres Solok Kota, maupun Kejaksaan Negeri Solok. Di sisi lain, Yutris Can maupun Irman Yefri Adang dan Tim Pemenangan juga tidak mau "memperpanjang" atau mempermasalahkan dugaan pelanggaran kampanye yang bisa berakibat eliminasi terhadap pasangan ZIDANE ini.
"Saya dan Adang (Irman Yefri Adang), beserta seluruh elemen pemenangan, legowo dengan hasil Pilkada Kota Solok 9 Desember 2020. Segalanya kami terima dengan lapang dada. Tidak ada yang perlu kami permasalahkan. Mungkin ini sudah ketentuan dan jalan dari Allah SWT. Selama ini, kita sudah berusaha dengan maksimal, namun hasilnya saja yang belum maksimal. Selamat kepada kandidat yang terpilih," ujar Yutris Can, kala itu.
Menjelang pelantikan Zul Elfian Umar-Ramadhani Kirana Putra pada 26 Februari 2021, Walikota Solok mencabut status Pengguna Anggaran (PA) empat kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerah) yang dianggap ikut "berkontribusi" terhadap pasangan Yutris Can-Irman Yefri Adang di Pilkada Kota Solok 9 Desember 2020. Keempatnya adalah Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Drs. Asril, MM, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Dedi Asmar, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Dodi Osmond, dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jonedi. Dalam perjalanannya, Asril dan Dedi Asmar membuktikan kapasitasnya dengan lolos di Seleksi Terbuka (Selter) di Pemkab Agam. Asril diangkat menjadi Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Nagari (DPMN) dan Dedi Asmar menjadi Kepala Dinas Koperindag UMKM. Sementara, Dodi Osmon dan Jonedi memilih "pasrah", karena umur keduanya sudah lebih 56 tahun, yang menjadi syarat umur minimal ikut Selter.
H. Zul Elfian Umar dan Dr. Ramadhani Kirana Putra, SE, MM sebagai Walikota dan Wakil Walikota Solok periode 2021-2025 pada 26 Februari 2021 oleh Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah, SP.
Bagaimana kabar Yutris Can dan Irman Yefri Adang usai kalah di Pilkada Kota Solok?
Ternyata, setelah mundur dari jabatan Ketua DPRD Kota Solok untuk maju di Pilkada Kota Solok, daya tarik Yutris Can di dunia politik Kota Solok sama sekali tidak berkurang. Meski jabatannya sebagai Ketua DPD II Partai Golkar Kota Solok tidak mendapatkan Diskresi (pengecualian untuk diperpanjang), Yutris Can tetap menjadi magnet. Jabatannya sebagai Ketua DPRD Kota Solok dan Ketua DPD II Partai Golkar Kota Solok akhirnya diisi oleh Hj. Nurnisma, SH, pengganti antar waktu (PAW) Anggota DPRD Kota Solok. Nurnisma menjadi wanita pertama yang menjadi Ketua DPRD Kota Solok, sekaligus Ketua DPRD Kota Solok pertama yang berasal dari mekanisme PAW. Perlu diingat, Nurnisma sebelumnya "dibawa" Yutris Can ke Partai Golkar saat masih menjadi Anggota DPRD Kota Solok dari Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) periode 2009-2013.
Sejumlah partai besar di Kota Solok sempat berusaha meminang Yutris Can, setelah tak lagi menjadi Ketua DPRD dan Ketua Parpol. Seperti Partai Demokrat, Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN) dan sejumlah partai lainnya. Awalnya, Yutris Can disebut sudah mendapat garansi dari Ketua DPP PAN yang juga Bupati Solok Capt. Epyardi Asda, M.Mar. Bahkan, keduanya sudah bertemu di Kantor Bupati Solok, Arosuka, membahas pergantian Angry Nursya yang legowo posisi digantikan oleh Yutris Can. Namun, perjalanan "suksesi" ini "meredup" dan tidak ada perkembangan yang signifikan. Diduga, sejumlah polemik di Kabupaten Solok di awal-awal pemerintahan Epyardi Asda-Jon Firman Pandu, menguras konsentrasi Epyardi. Sehingga, suksesi DPD PAN Kota Solok belum ada keputusan.
Di saat kondisi seperti itu, Partai Demokrat dan Partai Gerindra melalui sejumlah pengurus dan kader di Sumbar dan Kota Solok melakukan pendekatan ke Yutris Can. Partai Demokrat masih "terbentur" dengan diskresi terhadap Ketua DPC Irzal Ilyas Dt Lawik Basa yang sudah dua periode memimpin partai berlambang bintang mercy. Sementara, Partai Gerindra diyakini menjadi pelabuhan baru bagi Yutris Can. Yutris Can kemudian bertemu dengan Ketua DPD Gerindra Sumbar Andre Rosiade, Sekretaris Evi Yandri dan Bendahara Gun Sugianto di salah satu hotel di Kota Padang, pada 6 Februari 2022, Yutris Can disebut sudah pasti memimpin partai berlambang kepala garuda tersebut. Bahkan, beberapa hari berikutnya, Yutris Can sudah menyusun kepengurusan baru DPC Partai Gerindra Kota Solok ke DPP Gerindra melalui DPD Gerindra Sumbar.
Namun, setelah berjalan beberapa waktu, Surat Keputusan (SK) dari DPP Gerindra juga tak kunjung diterima. Yutris Can akhirnya memutuskan "menepi" dari dunia politik dan memfokuskan diri ke bisnis dan lahan pertaniannya di kawasan Agrowisata Sawah Solok. Yutris Can kemudian membuat "surat pengunduran diri" dari mekanisme sebagai "calon" Ketua DPC Partai Gerindra Kota Solok.
Ternyata, pilihan untuk "menepi" dari hingar-bingar politik bagi Yutris Can tak berlangsung lama. Partai Amanat Nasional, melalui Ketua DPP PAN Capt. Epyardi Asda, M.Mar, kembali "menarik" Yutris Can ke dunia politik. Bahkan, Epyardi Asda memberikan garansi, bahwa dirinya yang akan mengurus langsung suksesi kepemimpinan di DPD PAN Kota Solok. Singkat cerita, Yutris Can akhirnya dikukuhkan menjadi Ketua DPD PAN Kota Solok pada Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) tanggal 20 Mei 2022.
Setelah dipercaya menjadi Ketua DPD PAN Kota Solok, nama dan pamor Yutris Can sebagai tokoh politik Kota Solok langsung melonjak. DPD PAN Kota Solok menjadi prioritas bagi DPW PAN Sumbar dan DPP PAN. Terbukti, "kue pembangunan" berupa program pokok-pokok pikiran (Pokir) Anggota DPR RI asal Sumbar, Athari Gauthi Ardi, akhirnya "turun" ke Kota Solok.
Setelah diajukan pada akhir tahun 2022, masyarakat Kota Solok akhirnya merasakan langsung program-program pemerintah pusat yang dibawa oleh Anggota DPR RI. Di APBN murni tahun 2023 ini, terdapat tiga program yang dilaksanakan di Kota Solok dengan total Rp7,3 miliar. Yakni program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) sebanyak 135 rumah warga kurang mampu, yang lebih dikenal dengan bedah rumah. Masing-masing rumah atau kepala keluarga (KK) mendapatkan bantuan berupa bahan bangunan dan upah tukang sebanyak Rp20 juta. Sehingga, totalnya Rp2,7 miliar.
Kemudian program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) sebanyak 20 titik, yang akrab dikenal sebagai perbaikan dan pembangunan irigasi untuk pertanian. Masing-masing titik senilai Rp195 juta. Sehingga, totalnya Rp3,9 miliar.
Lalu, program bantuan Sanitasi Masyarakat (Sanimas), sebanyak 70 unit berupa pembangunan WC berikut salurannya yang memenuhi standar kesehatan. Yakni sebanyak 35 titik di Kelurahan Tanah Garam, Kecamatan Lubuk Sikarah dan 35 titik di Kelurahan Tanjung Paku, Kecamatan Tanjung Harapan. Masing-masing rumah mendapatkan bantuan sebesar Rp10 juta. Sehingga, totalnya Rp700 juta.
Saat meninjau dan melihat langsung sejauh mana pengerjaan penerima manfaat dari Program BSPS, P3TGAI dan Sanimas di sejumlah titik di Kota Solok, Yutris Can mengaku sangat antusias dengan progress (kemajuan) yang ada. Ketua DPRD Kota Solok tiga periode (2009-2014, 2014-2019, 2019-2021) tersebut mengungkapkan selama dirinya menjadi pimpinan DPRD, baru kali ini ada program sebesar ini yang menyentuh langsung masyarakat di Kota Solok. Sehingga, Yutris Can menyebut ini adalah berkah dari Allah bagi masyarakat Kota Solok.
"Dulu, saat saya di legislatif, bersama pihak eksekutif, senantiasa mencari jalan dan saluran agar program-program nasional itu bisa ke Kota Solok. Namun, hasilnya tak sesuai harapan kita. Tapi, kini program-program nasional itu justru mengalir dengan deras ke Kota Solok. Tentu, ini adalah berkah dan rahmat dari Allah melalui 'tangan' Buk Athari Gauthi Ardi. Allah lah yang telah 'melunakkan hati' Buk Athari, sehingga beliau mau 'membagi' programnya ke masyarakat Kota Solok. Kini, tentu semua terpulang kepada kita, masyarakat Kota Solok, bagaimana membalas 'kebaikan' beliau tersebut," ungkapnya.
Yutris Can juga menegaskan, pihaknya senantiasa mewanti-wanti pihak-pihak yang terlibat di program ini untuk bekerja lurus dan penuh dedikasi. Baik dalam hal pengerjaan, administrasi dan jangan ada yang berniat "bermain" atau memasukkan kepentingan dan keuntungan pribadi dalam program-program tersebut. Sehingga menurutnya, jika program-program ini sukses, maka akan berkelanjutan di masa mendatang. Serta akan banyak lagi program-program nasional yang akan tiba di Kota Solok.
"Sejak awal kami tegaskan bahwa ini adalah ujian bagi kita semua. Tidak hanya bagi DPD PAN Kota Solok dan Pemko Solok, tapi juga bagi masyarakat Kota Solok. Jika kita sukses melewati ujian ini, maka akan banyak program-program lainnya yang akan diterima oleh masyarakat kita," tegasnya.
Momentum "Perdamaian" dengan Zul Elfian Umar
Dalam aplikasinya di lapangan, pelaksanaan program-program tersebut ternyata banyak tantangan. Mulai dari persyaratan yang harus dipenuhi masyarakat calon penerima manfaat, penolakan dari sejumlah masyarakat pemilik tanah, hingga koordinasi dengan aparatur pemerintahan (Pemko Solok).
Dua tantangan pertama, yakni persyaratan yang harus dipenuhi dan penolakan dari pemilik tanah, berhasil diatasi oleh fasilitator lapangan (FL) dan kader-kader DPD PAN Kota Solok. Salah satunya dengan menjelaskan dan memberikan pemahaman.
Namun, koordinasi dengan aparatur Pemko Solok, menjadi tantangan tersendiri. Hal ini, tidak terlepas dari kenyataan bahwa Pokir ini berasal dari Anggota DPR RI dari Partai Politik yang dipimpin oleh Yutris Can. Beberapa lurah dengan berbagai "alasan" terkesan "menolak" dan mempersulit pelaksanaan program ini. Sementara, pelaksanaan program ini harus masuk dalam koordinasi Pemko Solok, termasuk jajaran di kelurahan. Bahkan, karena koordinasi yang kurang baik tersebut, program Pokir Athari Gauthi Ardi, yakni program Kota Tanpa Kumuh (KoTaKu) gagal terlaksana di tahun 2021. Program senilai Rp1 miliar tersebut, akhirnya dialihkan ke daerah lain.
Tapi, tantangan ini pula yang akhirnya menjadi "pendingin ketegangan" dua poros politik di Kota Solok. Yakni poros politik Zul Elfian Umar bersama Partai NasDem dan poros politik Yutris Can dengan Partai PAN. Apalagi, sudah dua tahun Zul Elfian Umar dan Yutris Can tak pernah bertemu, berkomunikasi, ataupun bertegur sapa secara langsung.
Momentum tersebut akhirnya tercipta di pertengahan Bulan Ramadhan 1444 H. Yutris Can menelepon Zul Elfian dan memulainya dengan saling bertanya kabar masing-masing. Hubungan baik yang telah terjalin lama sebelumnya, dan "merenggang" karena Pilkada 2020, akhirnya kembali membaik dan "mencair". Saat Yutris Can mengatakan ada program dari Buk Athari Gauthi Ardi yang akan dilaksanakan di Kota Solok, Zul Elfian sangat antusias. Bahkan, memori lama saat berkolaborasi antara Pemko dan DPRD dalam mencari peluang bantuan dari pusat kembali disebut. Saat disebutkan ada beberapa aparatur kelurahan yang terkesan mempersulit, Zul Elfian dengan tegas mengatakan akan mengatasinya segera.
"Dulu, kita sama-sama mencari peluang agar ada dana dari pusat ke Kota Solok. Namun, cukup sulit kita mendapatkan. Kini, ada program dari Buk Athari Gauthi Ardi ke Kota Solok, kok kurang laweh tapak tangan, jo niru kito tampuang (jika kurang luas telapak tangan, dengan niru kita tampung). Nanti akan saya kumpulkan seluruh lurah se-Kota Solok agar memfasilitasi dan mempermudah apapun program Buk Athari Gauthi Ardi di Kota Solok," ungkap Zul Elfian.
Komunikasi lewat telepon tersebut, kemudian dilanjutkan dengan pertemuan khusus antara Zul Elfian Umar dan Yutris Can di akhir Ramadhan 1444 H. Pertemuan empat mata tersebut dilakukan di Mushala di Komplek Balaikota Solok, selepas Shalat Ashar dan selesai menjelang berbuka puasa.
"Detail pembicaraan tentu tak elok saya ungkap secara gamblang. Tapi, beliau (Zul Elfian Umar) mengaku sangat senang dan antusias dengan adanya program Buk Athari Gauthi Ardi di Kota Solok. Beliau berulang kali menegaskan siap memfasilitasi dan mempermudah apapun program dari Buk Athari. Yang jelas, pertemuan tersebut adalah pertemuan kakak dan adik yang terpisah cukup lama karena 'kesibukan' masing-masing. Kami akan saling mendukung demi kebaikan dan kesejahteraan masyarakat Kota Solok ke depannya," ujar Yutris Can. (***)
Post a Comment