Fauzi Bahar: Pilihan Allah yang Terbaik!
Tercatat, ada dua orang Mayor yang agak berani di tanah air. Pertama, Mayor Inf Agus Harimurti Yudhoyono, keluar dari TNI, gagal jadi Gubernur DKI, dan kini jadi Menteri ATR/BPN.
Kedua, Mayor Laut Fauzi Bahar. Berani, keluar dari Satuan Pasukan Elit TNI AL (Pasukan Katak Kopaska). Sempat kalah dalam pemilihan Walikota Padang, akhirnya menang, dan terpilih sebagai Walikota Padang.
Apa yang dilakukan Mayor Inf Agus Harimurti Yudhoyono dan Mayor Laut Fauzi Bahar, menggambarkan bahwa episode kehidupan Allah pergilirkan di antara manusia. Sebagaimana musim terus berganti, roda terus berputar semua ada masanya.
Kita harus yakin kepada Allah, bahwa Allah adalah perancang skenario terbaik. Mendapatkan, lalu kehilangan. Semua mengajarkan kepada kita, untuk tidak menggenggam terlalu erat. Tidak perlu berbangga dengan apa yang kita dapat, sejatinya kita tak memiliki apa pun. Serahkan sepenuhnya kepada Allah. Kadang kita menang, kadang kita kalah. Semua orang, pada hakikatnya akan mengalami; kadang di puncak, kadangkala di bawah.
Siapa sangka Agus Harimurti jadi Menteri, semua tanpa diduga. Setelah gagal jadi Cawapres Anies Rasyid Baswedan. Sekali lagi, semua ada masanya. Semua masa ada orangnya.
Diamanahkan memimpin Kota Padang, selama dua periode, 2004-2014, Dr Haji Fauzi Bahar, Msi Datuk Nan Sati, hingga kini masih dikenang dengan berbagai karyanya. Selain program Syiar Islam, Fauzi, putra Koto Tangah itu memulai dengan mewajibkan siswi muslim memakai jilbab, kegiatan pesantren Ramadhan, gerakan Subuh Mubarakah, perang dalam segala bentuk maksiat dengan memberantas judi toto gelap.
Kegiatan amar makruf nahi mungkar itu, diikuti dengan pemberdayaan potensi zakat, beras genggam, pemberdayaan aktivitas majelis taklim dan kelompok pengajian di berbagai Masjid, Mushala dan komplek perumahan.
Langkah yang dilakukan alumni program Doktor Universitas Negeri Padang (UNP) ini, membuat Kota Padang bersinar terang, Fauzi melakukan tanpa kenal lelah. Meski ada kendala di depan, dihadapinya dengan segala konsekuensi. Termasuk keluarnya SKB tiga menteri yang melarang sekolah mengarahkan siswanya berpakaian agama tertentu. Tapi, Fauzi jalan terus. Kata kunci, dari terobosan mantan anggota pasukan TNI AL ini mendapat dukungan dan support dari tokoh dan masyarakat.
Dan, efek luar biasa dari terkikisnya kegiatan judi dan toto gelap di Kota Padang, tiba-tiba kota Padang jadi tenang dan damai. Ditandai menurunnya angka kriminalitas, dan Kota Padang pun menjadi sumber rujukan berbagai kota di Indonesia, karena gebrakan amar makruf nahi mungkar Fauzi Bahar.
Suatu hal yang warga kota Padang tak bisa lupakan adalah, ketika terjadi bencana gempa 30 September 2009, sebagai walikota Padang, Fauzi Bahar tampil sebagai penenang. Suara Fauzi Bahar muncul di RRI Padang, dan disambungkan ke seluruh masjid dan mushala di Kota Padang, Fauzi pun menyampaikan perkembangan keadaan kota, dan berharap masyarakat untuk tenang di rumah masing-masing. Sebab, di tengah-tengah warga masih simpang siur berita akan ada gempa susulan dan kemungkinan terjadi tsunami.
"Saya Fauzi Bahar, Walikota Padang. Di sini, dari RRI Padang terus memantau perkembangan atas bencana gempa. Mari, tetap tenang dan beristigfar, seluruh komando harap merapat ke RRI Padang," kira-kira begitu setiap saat suaranya menggema, sembari menyapa masyarakat dan tokoh-tokoh agar berkumpul ke RRI Padang, di Jalan Sudirman. Terasa benar, sebagai seorang pemimpin yang berani mengambil alih seluruh risiko dan berjuang penuh untuk menenangkan publik di kala sedang panik.
Berbagai hal yang monumental juga dilakukan Fauzi Bahar di Kota Padang, seperti memindahkan Balaikota Padang ke Aie Pacah. Sebuah langkah berani, agar suasana kerja makin lapang dan menyenangkan. Fauzi juga memprakarsai kegiatan wisata Gunung Padang, dengan membuat jalan lintas Air Manis. Kini, masyarakat sudah dapat menikmati keindahan seputar Gunung Padang dengan mengitari lerang gunung lewat kendaraan dan jalan kaki sambil berolahraga.
"Saya ingin mewakafkan diri kepada bangsa dan negara untuk selamanya," tegas Fauzi suatu hari, ketika bersilaturahim dengan masyarakat.
Seperti diketahui, Fauzi pertama kali mengabdikan diri kepada negara sebagai prajurit TNI Angkatan Laut dengan pangkat awal Mayor Laut, dan terakhir naik pangkat kehormatan Letnan Kolonel. Fauzi menjadi Walikota Padang, 2004-2009, dan 2009-2014. Selanjutnya, sejak 31 Januari 2022 diamanahkan sebagai Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM), sebuah jabatan prestesius bagi seorang pemangku adat.
"Bagi saya, melakukan perbuatan baik, merupakan bagian dari komitmen hidup. Dan, saya senantiasa mengambil hikmahnya untuk tidak merasa berjasa. Kita, hanya bisa berikhtiar, dan kita harus yakin, semua kekuatan datang dari Allah," ucap Fauzi pada kesempatan berbicara dengan wartawan.
Sebagai orang yang pernah jadi caleg untuk DPR-RI -pendukung capres Anis-Muhaimin (Amin)- Fauzi belum ditakdirkan ke Senayan. Meski capres Amin menang di Sumbar.
"Saya tidak kecewa tak terpilih, sudah jalan Allah, yang jelas kita sudah berikhtiar, dan saya berterimakasih banyak atas doa dan dukungan masyarakat," ungkap Fauzi, sembari mengutip kalimat, semua ada masanya. Insha Allah, pilihan Allah adalah yang terbaik. (***)
Wiztian Yoetri, Wartawan Senior
Post a Comment