News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Sejarah Akhirnya Tercipta, Jorong Ujung Ladang Kini Miliki Anggota Dewan

Sejarah Akhirnya Tercipta, Jorong Ujung Ladang Kini Miliki Anggota Dewan

SOLOK, PATRONNEWS.CO.ID - Masyarakat Jorong Ujung Ladang, Nagari Koto Sani, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, menggelar syukuran di Pasar Ujung Ladang, Sabtu siang (28/9/2024). Syukuran dengan "mambantai jawi" (menyembelih sapi) ini merupakan wujud rasa syukur kepada Allah SWT, karena telah mengabulkan doa masyarakat Ujung Ladang atas terpilihnya Trio Karno Vivo sebagai Anggota DPRD Kabupaten Solok periode 2024-2029. Prosesi syukuran berlangsung penuh haru. Sebab, selama dunia terkembang, baru kali ini ada putra Jorong Ujung Ladang yang menjadi pejabat, apalagi Anggota Dewan. 

Jorong Ujung Ladang, menjadi pelengkap dari jargon "Negeri Lima Danau" Kabupaten Solok, karena memiliki sebuah danau yang bernama Danau Tuo Ujung Ladang. Empat danau lainnya adalah Danau Singkarak di Kecamatan X Koto Singkarak, Danau Diatas di Kecamatan Lembah Gumanti, Danau Dibawah dan Danau Talang di Kecamatan Danau Kembar. Namun, berbeda dengan empat danau lainnya, Danau Tuo Ujung Ladang sama sekali "belum tersentuh" komitmen pariwisata dari Pemkab Solok. Tidak hanya saat ini, tapi sudah dari masa-masa pemerintahan sebelumnya. Terbukti, belum ada fasilitas pendukung, seperti fasilitas wisata, promosi wisata, bahkan jalan menuju ke danau tersebut, sangat jauh dari kata layak. Miris, jika dibandingkan dengan potensi pariwisata luar biasa yang dimilikinya.

Sehingga, kehadiran Trio Karno Vivo di DPRD Kabupaten Solok 2024-2029, tidak hanya sekadar menorehkan sejarah. Tapi juga digarapkan mampu memberikan perubahan terhadap pembangunan Jorong Ujung Ladang.

Syukuran tersebut dihadiri oleh mantan Ketua DPRD Kota Solok, sekaligus Ketua DPD Golkar Kota Solok Hj. Nurnisma, tokoh masyarakat, sahabat Trio Karno Vivo dan ratusan masyarakat setempat beserta undangan lainnya. 

Ketua DPD Golkar Kota Solok, Hj. Nurnisma mengatakan terpilihnya Vivo merupakan amanah masyarakat Ujung Ladang, Koto Sani dan sekitarnya kepada Trio Karno Vivo untuk memperjuangkan aspirasi mereka di DPRD Kabupaten Solok.

"Alhamdulillah, hari ini Trio Karno Vivo Anggota DPRD Kabupaten Solok terpilih menggelar syukuran bersama masyarakat Ujung Ladang Koto Sani dan sekitarnya. Ini membuktikan bahwa Kader Partai Golkar selalu dekat dan tetap di hati masyarakat," kata Nurnisma.

Lebih lanjut Nurnisma mengatakan bahwa jabatan yang diemban Trio Karno Vivo adalah amanah masyarakat yang harus dijaga. Jangan sampai kepercayaan masyarakat, konstituen hilang karena tidak amanah.

"Tetap jaga kepercayaan masyarakat, dan tetap selalu berkomunikasi dengan masyarakat. Serap aspirasi, dan perjuangkan aspirasi tersebut di lembaga DPRD tempat kita yang berasal dari suara masyarakat kita," ungkapnya. 

Salah satu tokoh masyarakat Ujung Ladang, Buya Nazarudin, mengungkapkan bahwa Trio Karno Vivo ini adalah dewan perdana dari Jorong Ujung Ladang Nagari Koto Sani. Menurutnya, sudah seharusnya masyarakat Ujung Ladang mendapatkan wakilnya untuk bisa memperjuangkan aspirasi masyarakat Nagari Koto Sani dan sekitarnya pada umumnya, Jorong Ujung Ladang pada khususnya.

"Insyaallah, kita seluruh masyarakat Ujung Ladang Nagari Koto Sani siap mendukung dan bekerjasama dengan Trio Karno Vivo untuk membangun dan memajukan nagari," ungkap Nazarudin.

Sekilas Trio Karno Vivo

Trio Karno Vivo, memutuskan maju di eskalasi Pileg DPRD Kabupaten Solok 2024-2029 berbekal prinsip dan keyakinan yang sangat kuat. Hal itu, menurutnya tidak terlepas dari dukungan kuat dari masyarakat Jorong Ujung Ladang dan karib kerabatnya di Nagari Koto Sani, serta nagari-nagari lain di tiga kecamatan di Dapil 2 Kabupaten Solok.

Vivo yang juga akrab disapa Kayo tersebut, menuturkan bahwa keputusannya maju adalah untuk meningkatkan marwah Jorong Ujung Ladang. Vivo mengaku, sejak dulu, bahkan hingga kini, banyak yang tidak tahu dimana Ujung Ladang. Bahkan, masih banyak bertanya: adakah daerah yang bernama Ujung Ladang. 

"Sejak dunia terkembang, jangankan mencalon DPRD Kabupaten Solok, mencalonkan menjadi Walinagari (Koto Sani) pun, belum ada dari Jorong Ujung Ladang. Bahkan, yang menjadi pegawai negeri (PNS) dari Jorong Ujung Ladang, baru di angkatan ayah saya. Selama ini tidak pernah ada. Jadi, jangan tanya apakah pernah ada pejabat dari Ujung Ladang. Sehingga, terpilihnya saya di Pileg 14 Februari nanti, adalah sejarah baru bagi Ujung Ladang, dan akan menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya. Bahwa, tidak ada yang mustahil, jika kita punya keyakinan kuat," ungkapnya.

Vivo juga menuturkan, sejak dirinya memutuskan maju di kontestasi Pileg DPRD Kabupaten Solok, dirinya mengaku mendapatkan dukungan luar biasa dari masyarakat Jorong Ujung Ladang. Yakni, sebagai pendobrak "tradisi", bahwa orang dari Ujung Ladang, bisa setara dengan daerah-daerah lain di Nagari Koto Sani dan nagari-nagari lain di Kecamatan X Koto Singkarak dan Kabupaten Solok. 

Dengan jumlah daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 1.083 orang, Jorong Ujung Ladang terbagi dalam lima korong, yakni Danau, Danau Tuo, Bateh Batiah, Guguak Tangah, dan Ubun-Ubun. Sementara, jumlah suku juga terbagi lima, yakni Sumagek, Koto, Panyalai, Delapan Hindu, dan Balai Mansiang.

Masa Kecil yang Getir

Meski saat ini Vivo dikenal sebagai pengusaha muda sukses dengan usaha utama sebagai pemilik Toko Amanah Bangunan di Nagari Sumani, ternyata kisah hidupnya tidak semanis yang dibayangkan. Termasuk, bagaimana awal memulai usaha toko bahan bangunan dengan tanpa memiliki pengalaman sedikitpun. Bahkan, kisah hidup masa kanak-kanaknya, juga tak kalah getir.

Trio Karno Vivo lahir di Jorong Ujung Ladang pada 11 November 1988. Masa kanak-kanak dihabiskannya di Ujung Ladang dengan teman-teman sebaya, anak-anak yang lebih kecil dan yang lebih besar darinya. Pendidikan dasar ditamatkan di SDN 01 Ujung Ladang. Saat ini, Trio Karno Vivo tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Hukum di salah satu universitas di Kota Bukittinggi.

Di masa kanak-kanak yang "berat" tersebut, Trio Karno Vivo kemudian diketahui "merantau" ke Provinsi Riau. Namanya, kemudian kembali muncul ke permukaan di medio 2011-an. Vivo diketahui memiliki usaha grosir penjualan sandal, sepatu dan pakaian jadi. Di samping itu, dirinya tergabung di Ikatan Keluarga Minang Riau (IKMR) dan aktif di pengajian Majelis Zikir Al Hidayah Riau. Pengajian Majelis Zikir Al Hidayah ini, diakui Vivo banyak mengubah pandangan, prinsip dan arah hidupnya kelak.

Pulang Kampung karena Covid-19

Pada awal 2020, seluruh dunia dilanda pandemi Covid-19, dengan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kebiasaan Vivo yang bolak-balik Pekanbaru-Solok, membuat dirinya sering terhambat di perbatasan. Di samping itu, pandemi Covid-19 berdampak luas terhadap perekonomian masyarakat. Sehingga, Vivo juga mendapatkan dampak yang signifikan terhadap usahanya. Dalam kondisi sulit dan kerinduan dahsyat ke kampung halamannya, Vivo kemudian memutuskan pulang ke Kabupaten Solok.

"Pilihan itu sangat sulit, tapi harus saya ambil. Sesenang-senang di rantau, tentu rindu kampung lebih tinggi. Akhirnya, saya memutuskan pulang kampung," ujarnya.

Saat pulang kampung itu, Trio Karno Vivo sempat terhalang di pos perbatasan Sumbar dan Riau. Saat itu, Vivo pulang bersama keluarga dan rekan-rekannya dengan mengendarai beberapa buah mobil. Namun, hanya dirinya yang tidak diizinkan melewati pos perbatasan. Hal itu, karena di rombongan itu hanya dirinya yang ber-KTP Riau, sementara yang lainnya ber-KTP Sumbar. Tak habis akal, setelah mengizinkan teman-temannya melewati perbatasan dan menunggunya di dekat perbatasan di wilayah Sumbar. Awalnya, Vivo berharap bisa lewat di saat para petugas lengah di malam hari. Atau menempuh jalan kaki melewati hutan. Namun ternyata, tidak berapa lama kemudian, ada orang yang mengaku tukang ojek yang menawarkannya tumpangan untuk melewati perbatasan. Meskipun, tarif yang diminta Rp100 ribu, Vivo akhirnya menyanggupi dan akhirnya bisa melewati perbatasan. Setelah melewati perbatasan, dirinya menelpon rombongan dan akhirnya bisa kembali dengan selamat ke Solok.

Memulai Usaha Toko Bangunan

Setelah beberapa hari di kampung, Vivo mulai dihinggapi rasa bosan, karena kebiasaannya selama di Riau berusaha, namun di kampung, belum memiliki usaha yang menghasilkan. Berbekal tiga mobil yang dimilikinya, yakni mobil pick up L300, Mitsubishi Pajero dan Daihatsu Grand Max, semua dilegonya untuk modal. Usaha yang dipilihnya adalah toko bangunan. Meskipun, awalnya memilih usaha penjualan pupuk. Nama yang dipilihnya adalah Amanah, agar kesannya tetap agamis.

"Awalnya, saya ingin buka usaha penjualan pupuk. Namun ternyata, terlalu banyak regulasinya. Usaha toko bangunan akhirnya saya pilih, karena kalau bahan bangunan, seluruh lapisan masyarakat pasti butuh bahan bangunan. Alasan lainnya, tidak ada toko bangunan di sekitaran Pasar Sumani. Saya, juga memanfaatkan keengganan bahkan ketakutan banyak masyarakat terhadap jalan raya Lintas Sumatera. Sementara, nama Amanah, saya pilih karena ingin agamis," ungkapnya.

Terjun ke Organisasi dan Masuk ke Dunia Politik

Awal merintis usaha toko bangunan itu, Vivo mengaku sangat kesulitan. Apalagi, dirinya tidak memiliki pengalaman sedikitpun terkait usaha bahan bangunan. Bahkan, setelah berbelanja berbagai bahan bangunan, hasilnya ternyata tidak seberapa. Bahkan, di awal-awal, dirinya sendiri yang melakukan bongkar muat ke pembeli. Namun, dari situ, Vivo juga mulai mengenal banyak orang dan mulai ikut berbagai organisasi. Bahkan, kini Vivo tercatat sebagai Ketua Pokdarwis Danau Tuo, Ketua Pemuda Jorong Ujung Ladang, Ketua PAC PP X Koto Singkarak dan Ketua AMPG Kabupaten Solok.

"Saya bergabung dengan Pemuda Pancasila karena dekat dengan Lamud Wijaya (Ketua MPC PP Kabupaten Solok). Lalu, dengan berbagai orang lainnya di PP, bahkan lintas partai juga," ujarnya. 

Melalui Ormas Pemuda Pancasila ini, Vivo kemudian kenal dengan Anggota DPRD Sumbar dari Partai Golkar, Hardinalis Kobal yang mengajaknya bergabung ke Partai Golkar. Meskipun, sejumlah partai lainnya, juga memintanya bergabung. Vivo kemudian dipertemukan dengan Ketua DPD Golkar Kabupaten Solok Mukhlis Dt Gampo Malangik. Saat itu, Mukhlis menanyakan apakah dirinya berminat menjadi Caleg dan memperkuat Partai Golkar di Kabupaten Solok. Jika berminat, Mukhlis meminta Vivo untuk mau menjadi Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Kabupaten Solok.

"Setelah dilantik menjadi Ketua AMPG dan dipersiapkan menjadi Caleg dari Dapil 2, saya kemudian langsung bekerja cepat. Yakni dengan membangun basis di Ujung Ladang, Nagari Koto Sani dan daerah-daerah lain di Dapil 2 Kabupaten Solok. Langkah pertama, saya menghubungi Niniak Mamak, Ulama, Orang-Orang tua, Tokoh Masyarakat dan pemuda. Alhamdulillah, mereka memberikan dukungan penuh," ungkapnya. 

Trio Karno Vivo juga menegaskan dirinya maju di kontestasi Pileg dan terjun ke dunia politik, untuk bisa berbuat lebih banyak ke daerah dan masyarakat. Serta menebar pesan bahwa politik sejatinya diisi oleh orang-orang baik, yang memiliki niat berbuat baik ke masyarakat dan daerah. (PN-001)


Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment