News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Epyardi Asda Pamit dan Mohon Maaf atas Ketidaksempurnaan Selama Memimpin Kabupaten Solok

Epyardi Asda Pamit dan Mohon Maaf atas Ketidaksempurnaan Selama Memimpin Kabupaten Solok

Epyardi Asda Pamit dan Mohon Maaf atas Ketidaksempurnaan Selama Memimpin Kabupaten Solok

MTQ ke-40 Tingkat Kabupaten Solok di Singkarak, Iven Terakhir "Sang Kapten" Bersama Masyarakat Kabupaten Solok

Hasil quick count (hitung cepat) Pilkada Sumbar dan Pilkada Kabupaten Solok 27 November 2024 sudah diketahui. Capt. Epyardi Asda, M.Mar dan Hj. Emiko, SP, tumbang! Mungkinkah Jon Firman Pandu, SH - H. Candra, SH.I, akan mampu menjawab ekspektasi para pemilih. Yakni Kabupaten Solok yang lebih baik dibandingkan dengan kepemimpinan Epyardi Asda. Ataukah, momentum "perlawanan" terhadap "kegarangan" Epyardi Asda, justru akan berujung pada makin terbenamnya "Batang Tarandam" Kabupaten Solok yang coba dibangkitkan Epyardi Asda? Waktu yang akan menjawabnya!

Laporan RIJAL ISLAMY, Solok

SOLOK - Bupati Solok periode 2021-2025, Capt. H. Epyardi Asda, M.Mar, pamit dan mohon maaf kepada seluruh masyarakat Kabupaten Solok. Musabaqah Tilawatil Quran Nasional (MTQN) ke-40 tingkat Kabupaten Solok di Lapangan Nagari Singkarak, Jumat (6/12) menjadi momentum bagi "Sang Kapten" untuk mohon diri kepada masyarakat, khususnya masyarakat Nagari Singkarak, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok. Epyardi Asda, dengan keteguhan dan ketegaran tingkat "dewa", mohon maaf atas segala ketidaksempurnaan dirinya selama memimpin Kabupaten Solok.

"Ini merupakan iven terakhir saya sebagai Bupati Solok bersama masyarakat. Seiring dengan berakhirnya masa jabatan dan akan bergantinya kepemimpinan di Kabupaten Solok, pada kesempatan ini, saya pribadi dan keluarga pamit, mohon diri dan mohon maaf atas ketidaksempurnaan selama memimpin Kabupaten Solok," ujar H. Epyardi.

Pembukaan MTQN ke-40 tingkat Kabupaten Solok ini berlangsung meriah, meski diselingi hujan gerimis. Diawali dengan pawai taaruf dari Dermaga Singkarak hingga ke Lapangan Nagari Singkarak, dilanjutkan dengan defile kafilah dari 14 kecamatan.

Turut hadir dalam pembukaan ini, Kepala Kanwil Kemenag Sumbar H. Mahyudin, Kakan Kemenag Kabupaten Solok Zulkifli, S.Ag, MM, Ketua DPRD Kabupaten Solok Ivony Munir, S.Farm, Apt, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Solok Medison, S.Sos, M.Si, Anggota DPRD Sumbar Lastuti Darni, S.Pd, Forkopimda Kabupaten Solok, Forkopimcam X Koto Singkarak dan masyarakat nagari Singkarak.

Pembukaan MTQ Nasional ini ditandai dengan pemukulan tabuah oleh Bupati Epyardi Asda dan Kakanwil Mahyudin didampingi undangan lainnya, serta pemasangan tanda peserta secara simbolis pada Qori dan Qoriah. MTQN ke-40, mempertandingkan cabang Tilawah, Tahfiz, Tafsir, MSQ. Khutbah dan Kaligrafi dengan lokasi pelaksanaan masjid, musala, sekolah dan madrasah yang ada di Nagari Singkarak, Sumani, Koto Sani dan Saning Bakar.

Kakanwil Kemenag Sumbar H. Mahyudin, dalam sambutannya berharap MTQ ini menjadi ajang pencarian Qori/Qoriah yang nantinya akan membela Kabupaten Solok ke tingkat provinsi dan secara berjenjang nantinya akan menjadi duta Sumbar ke tingkat Nasional.

"Semoga nantinya ada Qori dan Qoriah Kabupaten Solok yang mengharumkan nama Sumatera Barat di tingkat Nasional," ujar H. Mahyudin.

Sekda Kabupaten Solok yang juga Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Kabupaten Solok, Medison, S.Sos, M.Si dalam laporannya menyampaikan bahwa MTQ Nasional ke-40 ini merupakan ajang rutin yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali yang didukung oleh APBD. Menurut Medison, pelaksanaan MTQN ke-50 ini dikelola oleh LPTQ didukung oleh Pemkab Solok dan Kantor Kemenag Kabupaten Solok.

"MTQ ini akan berlangsung selama empat hari sejak tanggal 6 hingga 9 Desember 2024 mendatang," ungkap Medison.

Hikmah bagi Epyardi-Emiko, Beban Berat JFP-Candra

Sebagian pihak menilai, masa penuh dinamika di Kabupaten Solok, di bawah kepemimpin Epyardi Asda akan segera berakhir! Epyardi yang "naik kelas" ke kontestasi Pilkada Sumbar, kalah telak menghadapi petahana Mahyeldi Ansharullah dengan perbandingan mencolok, 22 persen berbanding 77 persen. Hal serupa juga terjadi pada istrinya, Hj. Emiko, SP, yang meraih 28 persen suara di kontestasi Pilkada Kabupaten Solok.

Dari kontestasi Pilkada Sumbar dan Pilkada Kabupaten Solok, sebagian pihak diyakini akan bersorak kegirangan dengan perasaan penuh kemenangan. Sebagian lagi bersedih dan gamang dengan masa depan Kabupaten Solok. Namun, yang lebih banyak adalah masyarakat yang menunggu lakek tangan (kiprah) JFP-Candra. Akankah, gelombang besar menumbangkan "Dinasti Politik" Epyardi Asda, justru seperti pepatah "manuka baruak jo cigak, maimbuah lo saikua karo" (menukar beruk dengan cigak, menambah pula seekor kera). Sekali lagi, waktulah yang akan membuktikan!

Epyardi Asda dan Emiko, mendapati kenyataan yang sangat pahit di Pilkada 2024. Bukan karena kekalahan telak keduanya, tapi terkait proses dan personal-personal yang semula sudah mengumbar "janji setia", namun di saat-saat akhir justru "merapat" ke pihak rival. Bahkan, dari "internal" Pemkab Solok, para walinagari dan sejumlah elemen lainnya, sejak JFP-Candra diketahui memenangkan Pilkada Kabupaten Solok, sudah "lanyah" mendampingi JFP di berbagai kesempatan dan kegiatan.

Hj. Emiko, SP yang berpasangan dengan Irwan Afriadi, maju di kontestasi Pilkada Kabupaten Solok dengan usungan 4 partai besar, yakni PAN, NasDem, Golkar dan Hanura, dengan akumulasi 18 kursi dari 35 kursi DPRD Kabupaten Solok 2024-2029. Tiga partai, yakni PAN, NasDem dan Golkar adalah tiga partai pemenang Pileg yang menduduki tiga kursi pimpinan di DPRD Kabupaten Solok 2024-2029. Jika diakumulasi, total suaranya lebih dari 108 ribu suara atau 58 persen. Namun, Emiko-Irwan hanya meraih 28.053 suara, artinya hanya sekira seperempat saja dari akumulasi empat partai tersebut.

Raihan Emiko-Irwan semakin menyesakkan dada, karena hanya separuh dari raihan Anggota DPR RI yang merupakan anak kandung Epyardi Asda dan Hj. Emiko, yakni sekira 49 ribu lebih suara. Bahkan, yang lebih menyakitkan, suara Emiko-Irwan kalah jauh dengan raihan suara Partai Amanat Nasional (PAN) di Kabupaten Solok yang mencapai 40.418 suara! Tentu saja, hasil ini sangat patut menjadi evaluasi, khususnya bagi DPP PAN, DPW PAN Sumbar, hingga DPD PAN Kabupaten Solok. Terutama terkait kader-kader PAN yang duduk di DPRD Kabupaten Solok. Hal yang sama juga semestinya dilakukan oleh Partai NasDem, partai yang "mengusung" Irwan Afriadi.

Selain cerita kekalahan, majunya Capt. Epyardi Asda di kontestasi Pilkada Sumbar juga menjadi ajang pembuktian keberanian dan egaliter Solok Raya (Kabupaten Solok, Kota Solok, Solok Selatan). Setelah Gamawan Fauzi yang maju di Pilkada Sumbar tahun 2005, baru Epyardi Asda, tokoh Kabupaten Solok, bahkan Solok Raya, yang berani tampil di Pilgub (Pemilihan Gubernur) Sumbar. Epyardi Asda juga menjadi satu-satunya tokoh yang berani menantang petahana Mahyeldi Ansharullah di Pilgub Sumbar 2024. Padahal, sebelumnya sejumlah tokoh politik digadang-gadang, bahkan mengikrarkan diri akan maju di kontestasi Pilgub. Seperti Ketua DPD Gerindra Sumbar Andre Rosiade, serta sejumlah tokoh politik dan pimpinan Parpol lainnya. Ternyata, hanya Epyardi Asda yang berani!

Sekilas Capt. H. Epyardi Asda, M.Mar

Epyardi Asda lahir dengan nama Efiyardi di Nagari Singkarak, Kabupaten Solok, Sumatera Barat tanggal 11 Maret 1962. Epyardi Asda kecil merupakan anak ketiga dari 12 bersaudara, dari pasangan H. Asfar Panduko Sutan, seorang kusir bendi dan Hajjah Rosida yang kesehariannya bekerja sebagai pedagang beras keliling. Kondisi keluarga yang serba kekurangan dengan selusin bersaudara, membuat kekuarga itu akrab dengan kemiskinan. Bahkan, kemiskinan itu bagi Epyardi menjadi dendam yang tak kunjung sudah, hingga kini. 

Meski menjalani kehidupan pahit yang sungguh amat sulit dilupakan, Epyardi memiliki satu keyakinan, bahwa dengan pendidikan, takdir hidup bisa diubah. Di samping tentunya dengan usaha, doa dan berserah diri kepada Allah. Setelah menamatkan pendidikan di SDN 2 Singkarak tahun 1976, Epyardi kemudian melanjutkan ke SMPN 1 Singkarak dan lulus tahun 1979. Epyardi kemudian melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri Solok (kini SMAN 1 Kota Solok).

Dengan berbagai pertimbangan, setamat dari SMA Negeri Solok (sekarang SMAN 1 Kota Solok) pada 1982, Epyardi dengan mantap memilih masuk ke "Akademi" Pendidikan Perwira Pelayaran Besar (P3B) di Semarang dan lulus tahun 1985, dengan sertifikasi kepelautan ahli nautika tingkat (ANT) 3. Setelah tamat P3B Semarang, Epyardi merantau ke Singapura. Awal hidup di Singapura dilalui Epyardi dengan getir. Hidupnya terlunta-lunta, bahkan sering tidur di emperan toko. Epyardi mendapat pekerjaan di kapal asing. Epyardi diterima bekerja sebagai kapten kapal di Singapore Shipping Company hingga tahun 1996. Gaji pertamanya, dia kirimkan untuk orang tuanya dan gaji bulan kedua digunakan untuk membayar utang. 

Lima tahun bekerja di kapal asing, Epyardi bisa menyekolahkan adik-adiknya dan menaikhajikan kedua orang tuanya. Di saat itu, Epyardi tak melupakan pendidikan. Di saat bekerja sebagai kapten kapal itu, dirinya juga melanjutkan pendidikan di Akademi Ilmu Pelayaran (AIP) Jakarta (1990-1991) dan lulus ANT 2. Selanjutnya, dia merampungkan pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta (2003-2004) dan lulus ANT 1 atau setingkat S1. Di kampus yang sama, ia menyelesaikan pendidikan dan meraih gelar S2 Master Mariner (M.Mar) pada tahun 2005.

Hidup yang mulai mapan, ternyata belum membuat Epyardi puas. Bekerja di kapal asing, Epyardi menyadari luasnya dunia, berikut dengan segala potensinya. Setelah beberapa lama bekerja di kapal asing, Epyardi memutuskan untuk membuka perusahaan sendiri, bernama PT Kaluku Maritima Utama yang bergerak di bidang usaha pelabuhan. Sekadar diketahui, Kaluku merupakan nama sebuah jorong di Nagari Singkarak, Kabupaten Solok, tempat Epyardi dilahirkan. Epyardi juga membangun bidang usaha pelayaran dengan nama PT Tree Elang Maritim. 

Epyardi menikahi wanita pujaannya bernama Emiko, SP, pada tahun 1990. Keduanya dikarunia 6 orang putri. Yang sulung bernama Athari Ghauti Ardi, yang sekarang meneruskan jejak ayahnya menjadi anggota DPR RI dari partai PAN. Kemudian anak kedua bernama Arina Saufi Ardi, yang ketiga Atika Salsabila Ardi, yang keempat bernama Ashila Haura Ardi, yang kelima bernama Aliyah Khairunnisa Ardi dan yang bungsu bernama Aisyah Thalita Ardi.

Terjun ke Dunia Politik

Dikenal sebagai pengusaha bidang kelautan, Epyardi kemudian "tersesat" ke politik. Niat masuk ke dunia politik, bagi Epyardi didasarkan pada keinginannya untuk bisa berbakti dan mengabdi ke masyarakat. Namun, Epyardi menegaskan satu syarat, yakni partai tersebut harus yang berhaluan agama Islam. Sehingga, akhirnya Epyardi bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada tahun 2003.  

Hanya sekira setahun bergabung di PPP, Epyardi terpilih menjadi Anggota DPR RI periode 2004-2009. Dia terpilih dari daerah pemilihan (Dapil) Sumatera Barat I, yang meliputi Kota Padang, Kepulauan Mentawai, Pesisir Selatan, Kabupaten Solok, Kota Solok, Solok Selatan, Tanah Datar, Padang Panjang, Sawahlunto, Sijunjung, Dharmasraya. 

Pada periode 2009-2014, Epyardi kembali terpilih dan duduk di Komisi V yang mengurusi permasalahan Perhubungan, Telekomunikasi, Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, Pembangunan Pedesaan dan Kawasan Tertinggal. Pada periode 2014-2019, ia ditempatkan di Komisi II yang membidangi pemerintahan dalam negeri, otonomi daerah, aparatur dan reformasi birokrasi dan kepemiluan pada masa periode jabatan 2014-2018.

Saat duduk di DPR, terjadi perpecahan di Fraksi PPP di tahun 2018. Epyardi memutuskan pindah ke Partai Amanat Nasional (PAN). Usai bergabung ke PAN, Epyardi kembali maju di Pileg DPR RI 2019 di daerah pemilihan (Dapil) DKI Jakarta II yang meliputi Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan luar negeri. Meski meraih suara terbanyak, Epyardi gagal melenggang ke Senayan, karena PAN tidak mendapatkan suara yang cukup. Meskipun, di daftar Caleg ada politisi senior AM Fatwa dan Eggi Sudjana. Sementara, di Dapil Sumbar I, anak sulungnya, Athari Gauthi Ardi, berhasil terpilih. Bahkan, dari Dapil I Sumbar ini, PAN mendapatkan dua kursi.

Menjadi Bupati Solok

Epyardi Asda maju sebagai Calon Bupati Solok pada Pilkada 9 Desember 2020, dengan menggandeng Jon Firman Pandu sebagai Cawabup dengan kendaraan PAN dan Gerindra. Keputusan ini dinilainya sebagai momentum untuk mengabdi ke masyarakat Kabupaten Solok. Dalam kampanyenya, Epyardi menegaskan bahwa Kabupaten Solok adalah gudangnya potensi dalam berbagai bidang, namun dinilainya belum maksimal untuk kesejahteraan masyarakat. Asda-Pandu mengusung jargon "Mambangkik Batang Tarandam".

Terpilihnya Epyardi Asda dan Jon Firman Pandu sebagai Bupati dan Wabup Solok, ternyata belum "termanfaatkan" maksimal oleh masyarakat. Friksi (gesekan) yang kuat dari berbagai elemen di Kabupaten Solok dan Sumbar, membuat pengalaman dan koneksi sosok inspiratif tersebut seperti tak berarti banyak. Epyardi seakan sengaja dibuat "sibuk" untuk mengurusi "remeh-temeh", ketimbang memanfaatkan energi besarnya, berupa ide-ide dan kebijakan untuk kemajuan Kabupaten Solok. Bahkan, terkesan ada pihak-pihak yang sengaja merawat konflik, sehingga perjalanan pemerintahan di Kabupaten Solok berada di "jalur lambat".

"Saya ingin mewakafkan sisa hidup saya untuk Kabupaten Solok. Saya ingin seluruh masyarakat Kabupaten Solok untuk bangkit bersama, mengejar ketertinggalan. Saya tidak bisa sendiri membangun Kabupaten Solok. Saya membutuhkan bantuan dan dukungan dari semua lini masyarakat. Sehingga dapat terwujud melalui jargon "Mambangkik Batang Tarandam, menjadi Kabupaten Solok Terbaik di Sumatera Barat" dan bangkit dari keterpurukan," ungkap Epyardi.

Epyardi juga berharap, seluruh elemen di Kabupaten Solok senantiasa bersinergi, berkolaborasi, tetap optimistis dan mempersempit perbedaan-perbedaan dalam menghadapi tantangan. Ayah dari Anggota DPR RI dari PAN Athari Gauthi Ardi itu juga mengungkapkan, bagi dirinya, semangat membangun Kabupaten Solok tidak akan pernah kendor.

"Banyak hal yang ke depannya akan kami kerjakan, sehingga apa yang menjadi harapan masyarakat selama ini bisa segera terwujud. Meski berbagai badai dan tantangan serta permasalahan terus menghadang, namun kita adalah orang Kabupaten Solok. Kabupaten yang terkenal tangguh, dan memiliki kemampuan untuk selalu bangkit. Mari kita jaga optimisme untuk senantiasa menjadi orang-orang terbaik. Tidak hanya terbaik di Sumbar, tapi juga di tingkat nasional, bahkan hingga internasional," ungkapnya. (***)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment