192 tahun Padang Pariaman, JKA Bupati Terpilih ke-25
Pada hari Sabtu, 11 Januari 2025, digelar rapat paripurna DPRD Padang Pariaman, menyambut hari jadi Kabupaten Padang Pariaman ke 192. Acara, terlihat istimewa dibanding peringatan hari jadi sebelum-sebelumya. Terutama dengan kehadiran Bupati dan wakil Bupati terpilih hasil Pilkada tahun 2025, John Kenedy-Rahmat Hidayat.
Dari perjalanan Kabupaten Padang Pariaman secara pemerintahan, sejak proklamasi tahun 1945, dipimpin Bupati Sutan Hidayat Syah, maka posisi John Kenedy Azis tercatat, sebagai Bupati Padang Pariaman ke-25.
John Kenedy Azis-Rahmat Hidayat, terpilih setelah menggulingkan petahana Suhatri Bur yang berpasangan dengan praktisi pendidikan Yosdianto. Skor akhir menunjukkan, John Kenedy Azis-Rahmat Hidayat meraih 90.901 suara atau 57, 76 persen. Sementara SB-Yos, hanya memperoleh suara 66.455 atau 42,24 persen. Joh Kenedy unggul mutlak, pada 14 kecamatan, sedangkan Suhatri Bur hanya menang tipis pada 3 kecamatan.
Bila tak ada aral melintang, mestinya JKA-Rahmat akan dilantik 10 Pebruari. Namun, karena ada sangketa Pilkada di Mahkamah Konstitusi pada sejumlah daerah, atas nama kebersamaan, Kemendagri mengundur pelantikan menjadi bulan Maret.
Terlambatnya jadwal pelantikan, setidaknya berpengaruh pada proses jalannya pemerintahan Bupati John Kenedy Azis yang mestinya dimulai di awal tahun 2025. Dan ini secara tidak langsung berdampak pada perlambatan kegiatan dan realisasi APBD atau penyerapan anggaran. Setidaknya juga menghambat pertumbuhan ekonomi.
Disisi lain, Suhatri Bur juga tidak bisa lagi melakukan eksekusi kegiatan. Karena, sesuai keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Padang Pariaman, JKA-Rahmat, sudah ditetapkan sebagai Bupati dan Wakil Bupati Padang Pariaman terpilih. Artinya, dimulai tahun 2025, program kegiatan yang harus berjalan di Padang Pariaman, adalah visi-misi JKA-Rahmat. Bahkan, enam bulan sebelum Pilkada, tak boleh lagi petahana mengutak-atik, kegiatan mutasi.
Terpilihnya, John Kenedy-Rahmat Hidayat, agak diluar ekspektasi, petahana sempat dengan percaya diri merasa unggul dari hasil survey, namun kenyataan dalam pelaksanaan Pilkada, harus menelan pil pahit, kalah terjungkal.
John Kenedy Azis, mantan anggota DPR RI dua periode, memperoleh dukungan besar dari masyarakat Padang Pariaman yang pro-perubahan. Selain itu, juga diusung tujuh partai besar. John Kenedy juga mendapat mandat dari perantau asal Padang Pariaman. Terbukti, rombongan Poros - Rantau, sengaja pulang kampung, untuk memberi dukungan emosional terhadap JKA, yang sehari-hari juga Ketua Umum Persatuan Keluarga perantau Daerah Piaman (PKDP) se-Indonesia. Artinya, keterpilihan sosok JKA-Rahmat, menjadi representasi ranah dan rantau.
'Basamo Membangun Nagari', merupakan tagline yang diusung,pasangan JKA-Rahmat, sebuah cerminan komitmen dalam semangat kebersamaan. JKA-Rahmat, hendak mewujudkan Padang Pariaman yang sejahtera dan berkualitas. Dengan mendorong partisipasi aktif di tengah masyarakat.
Pemerintahan JKA-Ramat, akan banyak melibatkan masyarakat sebagai pemberi masukan. Karena, sebagai mantan wakil rakyat di DPR RI , John Kenedy Azis sadar betul, bahwa pembangunan dilaksanakan adalah untuk rakyat, maka kebutuhan rakyat harus diutamakan. Misalnya, banyak sarana irigasi yang rusak dan tak terawat di Padang Pariaman, ini memerlukan perhatian yang sungguh-sungguh. Mengingat sebagian besar kehidupan masyarakat Padang Pariaman adalah bertani. Maka irigasi, memegang peranan vital. Padang Pariaman harus bangkit sebagai daerah lumbung beras di Sumbar.
Seperti apa yang terjadi belakangan ini, Kabupaten Padang Pariaman pernah memiliki 15 ribu hektar kebun coklat. Namun karena tidak ada upaya untuk merawat, menanam dan meremajakan pohon coklat, maka tinggal hanya sisa-sisanya saja. Akibatnya, ketika kini harga coklat melambung dari Rp 40 ribu menjadi Rp 150 ribu sekilo, patani jadi "takijau".Padahal potensi tanaman coklat cukup besar di Padang Pariaman. Bahkan, Padang Pariaman juga memiliki pabrik coklat dan sentral coklat di Lubuk Bunta.
Menuju Padang Pariaman lebih baik, maka sebagai kilas balik dari 192 tahun Padang Pariaman, sektor yang perlu menjadi perhatian adalah, pariwisata. Sektor ini, sejak empat tahun belakangan kurang menjadi perhatian, kurang dianggarkan. Padahal cukup banyak objek wisata, mulai dari air terjun sampai objek wisata pantai serta kuliner khas Padang Pariaman.
Bila, kita berguru ke Kabupaten Banyuwangi, maka saatnya didorong investasi hotel-hotel murah untuk dikembangkan, seperi homestay. Selain berdampak untuk menggairahkan pertumbuhan ekonomi, juga ada pemasukan pendapatan asli daerah. Tak perlu hotel berbintang. Dan, homestay ini, hadir disekitar objek wisata, seperti di kawasan Lubuak Nyarai, Green Talao Park dan Pantai Tiram, pantai Gasan.
Akhirnya, saatnya "Basamo Membangun Nagari", dijadikan semangat membangun Padang Pariaman, dengan mendorong berbagai sektor investasi pada lima Rencana Detail Tata Ruang yang ada di Padang Pariaman, seperi RDTR; Bandara BIM, Tiram, Kayutanam, IKK dan RDTR Lubuk Alung. Diantaranya, dengan mendorong kawasan pendidikan terpadu Tarok City, sebagai sentra pendidikan terbesar di Sumatera Barat dan kawasan publik.
Partisipasi masyarakat, dan dukungan investasi pemerintah dan swasta, sangat berpengaruh menuju Padang Pariaman lebih baik, apalagi dengan posisi APBD Padang Pariaman sebesar Rp 1,5 Triliun, hanya 20 persen, atau sekitar Rp 300 Milyar yang dapat digunakan untuk infrastruktur. ***
Post a Comment