Usia Baru 8 Tahun, Rania Mesti Bergelut dengan Ginjal Kronis, Katarak, hingga Pendarahan Otak
PADANG PARIAMAN - Sungguh memilukan nasib Rania, 8 tahun, asal Korong Guguak Padang Olo, Nagari Kuranji Hilir, Kecamatan Sungai Limau, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Rania menderita katarak, Ginjal kronis dan pendarahan di 0tak.Sakit yang menimpa Rania bermula sejak tahun 2020, saat usianya masih empat tahun. Hingga kini, Rania masih terbaring di Rumah Sakit M. Djamil Padang guna menjalani perawatan.
Terkait hal itu, warga Sungai Limau dan sekitarnya , baik ranah dan rantau menyisihkan uang saku mereka peduli Rania bocah (8) tahun itu. Dalam hitungan hari, dari Ikatan Keluarga Rantau Rumpun Sungai Limau (IKRARS) terkumpul senilai Rp 7 juta, dari masyarakat Sungai Limau dan sekitarnya senilai Rp 5 juta lebih. Uang itu digunakan untuk membantu meringankan bocah dan beban orang tua mereka yang tidak bisa bekerja, karena fokus menjaga anak di rumah sakit tersebut.
Salah satu tokoh masyarakat Sungai Limau, Joni Alwis Piliang, juga selaku koordinator penggalangan dana menyebutkan, mendapat informasi melalui grop daring WhatsApp Sungai Limau, bahwa ada bocah membutuhkan uluran tangan dalam pengobatan yang terbaring di RS M. Djamil Padang.
Dari informasi itu, dirinya langsung mencari kebenaran informasi tersebut ke pihak Walikorong setempat. Benar adanya warga tersebut membutuhkan uluran tangan pihak lain guna meringankan beban keluarga.
“Informasi Rania bocah 8 tahun ini muncul di grop WA Masyarakat Sungai Limau. Dari informasi itu kami mencari kebenaran ke beradaan keluarga Rania. Setelah informasi kami dapat, langsung kami menggalang dana untuk Rania,” sebut Joni Alwis. Jumat 3 Januari 2025.
Ia menyebutkan, selaku anak nagari di Kec. Sungai Limau sangat bersyukur kehadirat Allah, hari ini kita bisa menyalurkan donasi ranah & rantau Sungai Limau untuk ananda Rania, semoga ananda Rania disembuhkan oleh Allah.
“Alhamdulillah pada hari ini kami menyalurkan donasi kepada keluarga ananda Rania, yang mana donasi ini terkumpul ranah dan rantau senilai 12.150.000 yakni dari IKRARS senilai Rp 7 juta dan masyarakat Sungai Limau senilai 5.150.000,” sebut Joni didampingi tokoh masyrakat lainya.
Penyerahaan ini di serahkan langsung oleh Camat Sungai Limau, Dawanis bersama tokoh masyarakat Buyuang Pasni dan diterima oleh orang tua Rania.
Terlaksananya bantuan sosial ini dirinya mengucapkan terima kasih kepada para donatur ranah & rantau (IKRARS) yang telah memberikan donasi terbaiknya kepada ananda Rania.
Ia berharap, bentuk peduli kemanusian ini dapat ditingkatkan antara ranah dan rantau guna menumbuhkan empati dalam diri.
“Semoga bentuk kepedulian ini berlanjut sampai nanti, untuk membantu masyarakat yang sangat membutuhkan,” sebut dia.
Ibu Rania, Sri Wahyuni menyebutkan, dirinya sangat berterimakasih atas kepedulian masyarakat Sungai Limau terhadap keluarganya, sehingga bantuan yang telah diberikan kepada dirnya dapat dipergunanakan sebagai kebutuhan sehari-hari mereka selama berada di rumah sakit tersebut.
“Alhamdulillah Ya Allah, terimakasih kepada masyarakat yang telah meringankan beban keluarga saya guna membantu perawatan anak dan kebutuhan keluarga selama berada di rumah sakit,” sebut Sri Wahyuni.
Sri Wahyuni merasa sedih saat mengetahui anaknya sakit . Sri Wahyuni bilang, tanda-tanda sakit sudah nampak saat Rania masih kecil. Karena keluarga tak mampu, Rania dirawat di Puskesmas terdekat.
“Sebelumnya Rania di rawat secara medis di Puskesmas terdekat, karena ginjalnya bermasalah akhirnya timbulah penyakit baru pendarahaan di otak, saat itulah, Rania rutin berobat,” sebut dia.
Ia menyebutkan, sudah empat tahun Rania menderita gagal ginjal, pendarahaan di otak dan katarak. Selama empat tahun itulah dirinya bersama suami tidak fokus bekerja mencari nafkah.
Sri Wahyuni bingung harus berbuat apa lagi. Di tengah kegelisahannya, ia berhadapan dengan masalah kesulitan biaya. Ekonomi keluarga yang tidak mampu berbuat banyak, ditambah dengan beban pengobatan Raina membuatnya tak berdaya.
“Terus terang saya kesulitan ekonomi. Suami saya sudah tidak bekerja lagi, karena fokus menjaga anak keduanya itu guna menjalani perawatan medis. Namun, sampai sekarang belum sembuh.” sebut dia.
Sebelumnya, keluarga mereka menerima bantuan dari Peduli Kemanusian ‘ASPILA’ dan Baznas Padang Pariaman. Bentuk bantuan dari pihak lainya belum mereka dapati.
“Kami dibantu oleh Baznas Padang Pariaman dan Aspila untuk pengobatan anak saya. Alhamdulillah kepedulian masyarakat Sungai Limau, baik ranah dan rantau juga telah membantu kami guna meringankan beban kami,” dengan nada terharu Sri Wahyuni mengucapkan terimakasih.
Hingga kini, Rania tak bisa menikmati masa kecil seperti anak-anak seusianya. Saat anak-anak yang lain bermain sepuasnya, Rania hanya bisa bergelut dengan sakitnya. Itulah yang membuat Sri Wahyuni sedih.
“Rania adalah anak kedua dari kami, selama ia dirawat si kakak tidak dapat membesuk adiknya. Sehingga kakaknya sering menanyai kondisi adiknya itu,” sebut dia.
Sri Wahyuni terus mencari jalan keluar untuk kesembuhan anaknya dan berharap bantuan dari pihak lain. Di sisi lain, Sri Wahyuni berdoa kepada Allah SWT agar Rania terbebas dari sakit yang dideritanya.
“Saya hanya mampu bermohon kepada Allah, agar sakit yang di derita Rania terobati,” tutup dia. (suger)
Post a Comment